Salam Kreatif
Salam Literasi
Bisa jadi postingan ini adalah postingan terakhir di group ini. Karena satu dan dua hal terkait pemblokiran oleh Facebook Debuger, sehingga konten di blog ini tidak dapat dibagikan di Facebook Group (Facebook, Messenger, Instagram, maupun Whatsaap). Maka demi kontinyuitas ekspresi, informasi, dan aksi edukasi-sastra-budaya, keluarga besar Lingkar Studi Sastra Setrawulan resmi mengumumkan kepindahan kanal ke blog baru kami; https://lisstra.blogspot.com/.
Semoga menjadi perhatian kita semua
Salam Kreatif
Salam Literasi
Mojokerto, 14 Juni 2020
Tertanda
Admin
Lingkar Studi Sastra SETRAWULAN
KANAL EKSPRESI DAN INFORMASI EDUKASI, SASTRA/BUDAYA
Minggu, 14 Juni 2020
Sabtu, 13 Juni 2020
Corona Makin Eksis, Dunia Pendidikan Bermetamorfosis
Corona Virus Deases (covid) 19
menjadi malapetaka bagi sebagian profesi, semakin hari semakin eksis dan belum
menunjukan tanda-tanda untuk berakhir. Seperti dokter dan para medis menjadi
hari-hari yang melelahkan bahkan menakutkan. Karena virus ini sangat mematikan,
ratusan ribu orang di berbagai belahan dunia tewas karena virus ini.
Diantara
mereka tidak sedikit yang berprofesi dokter dan tenaga medis. Virus ini mudah
menyebar dari satu orang ke orang lain. Efeknya pemerintah melarang berkumpul
dalam jumlah yang banyak, tidak boleh dekat-dekat termasuk dengan siswa
disekolah. Walhasil, banyak kantor dan aktivitas lain diliburkan sampai waktu
yang belum ditentukan. Walaupun demikian kita harus yakin bahwa dibalik semua
bencana dan tragedi ada hikmah dibalik itu.
Dampak
mewabahnya virus corona (Covid-19) kini juga telah dirasakan oleh dunia
pendidikan. Hal ini telah diakui oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan
Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO), bahwa wabah virus corona telah
berdampak terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan
sekolahnya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa
depan.
Jika kondisi
ini terus meningkat, maka sudah bisa dipastikan dampaknya terhadap sektor
pendidikan juga akan semakin meningkat. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah
efek jangka panjang. Sebab para siswa dan mahasiswa secara otomatis akan
merasakan keterlambatan dalam proses pendidikan yang dijalaninya. Hal ini bisa
mengakibatkan pada terhambatnya perkembangan kematangan mereka di masa yang
akan datang.
Apalagi jika
Covid-19 ini tidak segera berakhir. Dengan kebijakan penundaan sekolah-sekolah
di negara-negara yang terdampak virus tersebut secara otomatis dapat mengganggu
hak setiap warganya untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Penutupan
sekolah-sekolah dan kampus tersebut tentu dapat menghambat dan memperlambat
capaian target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan atau sekolah
masing-masing.
Kondisi
demikian akan mengganggu pencapaian kematangan siswa dalam meraih tujuan
belajarnya, baik secara akademis maupun psikologis. Yang lebih mengkhawatirkan
lagi adalah dampak psikologisnya. Siswa yang harus tertunda proses
pembelajarannya akibat penutupan sekolah dan sangat memungkinkan akan mengalami
trauma psikologis yang membuat mereka demotivasi dalam belajar.
Adapun untuk
terhambatnya proses pendidikan karena penutupan dan penundaan waktu belajar,
maka perlu disiapkan solusi kongkret pula. Salah satu yang bisa dilakukan
adalah dengan sistem pembalajaran jarak jauh dengan memanfaat teknologi yang
ada. Sebab jika tidak, maka ini akan memberikan dampak negatif terhadap
perkembangan kematangan hasil dan pencapaian dari proses pendidikan.
Dunia
Pendidikan Bermetamorfosis
Pandemik
Covid-19 telah memaksa jutaan peserta didik harus belajar di rumah dan
sementara itu banyak pendidiknya tiba-tiba jadi “gagap mengajar” karena harus
mengubah cara mengajar secara drastis dari tatap muka menjadi cara daring
secara tiba- tiba.
Tidak ada
kejelasan tentang kapan persoalan pendemik Covid-19 dapat berakhir oleh karena
itu sangatlah penting untuk membekali para pendidik dengan pedagogik yang
terkait erat dengan pemanfaatan teknologi. Tahun 2020 akan menjadi tahun yang
tak terlupakan bagi dunia pendidikan nasional. Semua agenda nasional pendidikan
dibatalkan.
Di tahun
ini, tercatat tahun yang memiliki jadwal libur sekolah yang paling panjang.
Guru-guru dipaksa untuk berfikir keras menyiapkan modul dan model pembelajaran
jarak jauh. Mendekatkan mereka memanfaatkan teknologi internet untuk
pembelajaran.
Sesungguhnya
pembelajaran cara daring bukanlah hal yang sangat baru, sudah terdapat
teori-teori pendidikan dan penelitian yang berkaitan dengan belajar jarak jauh
sehingga seharusnya belajar cara daring bukan sekedar sebuah proses
“digitalisasi” bahan ajar, yaitu mengubah bahan ajar hanya jadi bahan bacaan
atau tontonan secara digital.
Prof George
Siemens, seorang guru besar dari Athabasca University di Kanada merupakan salah
seorang pelopor pengembangan pedagogik untuk pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi. Ia mengusulkan sebuah teori alternatif untuk pendidikan yaitu
Connectivism. Ini adalah sebuah teori pendidikan yang memasukkan teknologi dan
konektivitas sebagai bagian dari kegiatan belajar yang penting.
Siemens
(2005) menyatakan bahwa Connectivism dikembangkan sebagai respons terhadap tren
dan kebutuhan abad ke-21, ini terkait dengan kemajuan teknologi dan makin
pentingnya peran jaringan (network) yang terjadi akibat perkembangan teknologi.
Siemens (2005) menyimpulkan bahwa teori behaviorisme, kognitivisme, dan
konstruktivisme, yang paling sering digunakan tidak dapat mengakomodasi semua
dampak kemajuan teknologi karena teori-teori tersebut dikembangkan pada saat
teknologi belum memiliki pengaruh terhadap pengalaman belajar peserta didik
sebanyak hari ini.
Dunia
pendidikan yang dikomandoi oleh tenaga pendidik (guru) harus siap menghadapi
perubahan yang sangat drastis. Konsep pendidikan yang sekarang ini
dilakukan jauh melampaui ekspektasi atau perkiraan kita semua. Konsep
pembelajaran daring ini sejatinya akan diterapkan 5 tahun yang akan datang,
tetapi waktu, situasi dan kondisi serta keadaan memaksakan guru harus siap
dengan model pembelajaran daring.
Siap dapat
diartikan sebagai suatu kondisi seseorang baik secara fisik maupun psikhis
untuk melakukan /mengikuti suatu rangkaian tindakan atau perbuatan atau
perlakuan dengan sadar. Sikap siap yang ditunjukkan seseorang kadarnya akan
berbeda beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya.
Secara garis
besar faktor tersebut ada yang bersifat instrinstik dan ada pula yang
ekstrinstik. Faktor instrinstik bisa juga disebut faktor yang berasal dari
dalam diri individual yang muncul karena adanya kesadaran diri bukan karena hal
lain. Faktor ekstrinstik ini lebih mengarahkan pada bentuk kesadaran diri,
karena passion, atau karena memiliki pandangan untuk melakukan hal itu atas
kewajiban sebagai hamba tuhan.
Guru juga
harus kreatif dalam menyikapi situasi pandemi Covid-19 ini dalam proses
pembelajaran, karena kreativitas adalah simbol kualitas seseorang. Semakin
banyak kreativitas yang dihasilkan, maka semakin tinggi dan baik kualitas
seseorang. Hal ini mencerminkan bahwa pola pemikirannya sangat dinamis dan
berkembang sesuai dengan kondisi lingkungannya.
Kegiatan
pembelajaran adalah merupakan implementasi kehidupan masyarakat di dalam sebuah
lingkungan sempit dengan seorang pengelola yang berstatus sebagai guru atau
fasilitator. Dengan adanya pembimbing atau fasilitator inilah, maka proses
dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan secara berurutan dan sistematis.
Semakin piawai seorang guru, maka semakin besar keberhasilan proses
pembelajaran. Dan, kepiawaian seorang guru dapat ditunjukkan dalam bentuk
keterampilan guru dalam membimbing dan memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Kita perlu menyadari bahwa guru kita masih banyak yang belum mengembangkan
kreativitas dirinya secara maksimal, masih banyak kemampuan diri yang tersimpan
rapi di dalam laci-laci hati mereka. Bahkan tidak sedikit yang sudah membeku
sehingga yang diberikan kepada anak didik hanyalah tetes-tetesan dari kreativitas
yang sudah mengkristal atau membeku.
Penulis
menggunakan istilah metamorfosis dalam tulisan ini, semata mata untuk
menjelaskan istilah adanya perubahan mendasar dalam tatanan, susunan dan
struktur pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, akibat dampak dari
Covid-19. Di balik mewabahnya virus, pendidikan kita saat ini telah
membuktikan bahwa teori disrupsi, salah satunya yaitu digitalisasi pendidikan
dengan mengalihkan sementara proses pembelajaran melalui via daring. Secara
singkatnya disrupsi adalah perubahan cara atau pola kehidupan manusia dalam
menyelesaikan masalah serta menggantikan sistem yang lama dengan sistem yang
belum ada presedennya. Berbicara era disrupsi tidak akan lepas dari kata
revolusi industry 4.0, revolusi ke empat ini adalah perubahan dibidang industri
akibat pesatnya perkembangan teknologi seperti Artifisial intelegence, Robotik,
Virtual Reality, Internet Of Things, dan lain-lain.
Lompatan
yang nyata dalam dunia pendidikan yang bermetamorfosis adalah adaya
pembejalaran daring (online), yang selama ini barangkali sangat sedikit
dimanfaatkan oleh tenaga pendidikan dalam memberikan dan menyampaikan
pembelajaran, hal ini tentu memberikan manfaat dan nilai tambah dalam dunia
pendidikan, yang seharusnya model ini akan diterapkan 5 tahun kedepan.
Ujian
Nasional (UN) yang sejatinya akan diganti dengan Assemesment Kompetensi Minimum
dan survey karakter pada tahun 2021, memaksa pemerintah untuk meniadakan UN
pada tahun pelajaran 2019/2020 ini karena pertimbangan keamanan dan kesehatan
siswa dan keluarga siswa yang merupakan hal terpenting. Selain itu,
pertimbangan bahwa UN yang tidak menjadi syarat kelulusan ataupun seleksi masuk
jenjang pendidikan yang lebih tinggi membuat jajaran pemerintah sepakat untuk
meniadakan UN.
Model
pemberian penilaian yang selama ini hanya berpedoman pada penilaian kognitif
saja, maka dengan Covid-19 ini, penilaian bisa dilakukan dengan cara
portofilio, yaitu pengumpulan data berdasarkan prestasi yang telah dimiliki
oleh siswa, baik secara akademik, maupun secara non akademik.
Mengerakan
mahasiswa tingkat akhir fakultas kedokteran untuk menjadi bagian dari
relawan penggerak dalam membantu pemerintah mengatasi visus corona ini, melalui
program-program komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat, melayani
“call center”, dan menyiapkan diri sebagai tenaga bantuan dalam kondisi darurat
sesuai kompetensi dan kewenangannya, hal ini menunjukan bahwa adanya
metamorfosis dalam tatanan dunia pendidikan kita dewasa ini.
Disamping
itu juga penggunaaan anggaran sekolah melalui distribusi dana BOS, juga bisa
digunakan dan dimanfaatkan dalam penyediaan dan pengadaan alat-alat yang
berhubungan dengan pemberantasan penyebaran virus corona.
Dalam
musibah sesungguhnya ada keluangan berpikir yang menghasilkan hikmah bagi orang
yang berpikir, menggunakan pengetahuan dan berbagi wawasan dengan yang lain.
Pantanglah menggerutu meski tetap waspada, ancaman apapun pasti datang, entah
itu menguatkan kita atau justru membuat kita semakin terjerembab. Kualitas kita
terlihat dari cara kita menghadapi masalah, kuat atau pasrah.
***
Ditulis Oleh : Bayumie Syukri, AP.,
SE., M.Si. (Praktisi dan Pemerhati Pendidikan)
Sumber:
Kamis, 11 Juni 2020
Rindu Cium Tangan Guru
oleh Hairil, M.Pd *)
Pemerintah hentikan
Ujian Nasional (UN) setahun lebih cepat dari rencana 2021. Penghapusan UN,
mencegah penyebaran wabah Covid19. Kebijakan itu, disambut suka ria sebagian
peserta didik.
“Yes, tak ada lagi Ujian Nasional,”
kata seorang anak didik yang duduk di bangku kelas sembilan Sekolah Menengah
Pertama (SMP), usai membaca sebuah berita di media online, sambil tertawa
terbahak.
Sang anak tak menyadari, penghapusan
UN, lebih cepat akibat penyebaran virus mematikan itu, membuat suasana tidak
menyenangkan bagi dirinya, orang tua, dan guru.
Setelah tiga bulan dirumahkan, ia baru
sadar bahwa dirinya bersama jutaan anak didik di Indonesia yang juga angkatan
2020, angkatan pertama yang tak merasakan “nikmatnya” UN.
Mereka tak merasakan
diawasi pengawas UN yang berintegritas, mampu duduk di kursi selama dua jam,
hanya memastikan UN jujur dan berintegritas.
Tak ada lagi guru yang datang beridiri
di pagi buta di depan gerbang sekolah, menyambutnya dengan senyum. Tak ada lagi
memberi salam dan nasihat pagi yang membuat jiwanya tenang.
Tak ada lagi, merapikan bajunya yang
kurang rapi, tidak ada lagi menanyakan kabarnya dan orang tuanya di rumah. Tak
ada lagi cium tangan yang penuh keberkahan.
Tak ada lagi apel pagi, tak ada lagi
baca buku massal, mengaji bersama, salat Duha berjemaah di halaman sekolah yang
rutin digelar setiap Kamis.
Tak ada lagi belajar bersama di kelas,
tak ada lagi diskusi, tak ada lagi presentasi, tak ada lagi ribut-ribut yang menggangu
guru mengajar di ruang sebelah, tak ada lagi cerita sahabat dan wejangan guru
yang membuat kami selalu optimis menggapai masa depan.
Tak ada lagi marah-marah dari guru
karena kami tak mau mendengar nasihatnya. Kini kami mulai rindu masa-masa itu.
Rindu cium tangan guru.
Kini, saya bersedia dimarahi dan mau
menerima nasihat guru. Kami rindu mimik wajahnya yang ikhlas menasihati, memuji
dan memarahi kami.
Selama tiga bulan, kami dirumahkan,
belajar lewat daring. Hanya sapaan tertulis, samangat pagi. Jaga kesehatan,
selalu di rumah, dan selalu berdoa, menjadi penyemangat di kala kami baru
bangun dari tidur.
Kami mulai bosan belajar lewat daring,
tak ada pertemuan tatap muka, kami tak bisa bercengkrama dan bermain lagi
bersama teman-teman sebaya. Saya sadar, kami belum terbiasa belajar via daring.
Hanya kata-kata yang selalui diuntai
di kolom komentar google classroom yang telah disiapkan guru agar kami bisa
belajar dengan baik, meski sangat terbatas.
Kami juga diwajibkan masuk di group
WhatShapp (WA) untuk sekadar saling menyapa atau video call, jika kuota
internet cukup.
Orang tua harus harus memiliki profesi
ganda, menjadi guru bagi anak-anaknya. Merasakan bagaimana susahnya menjadi
guru.
Selain itu, orang tua wajib
menyisihkan budget tambahan, membeli kuota. Lalu, menunggu jaringan internet
bersahabat. Saat jaringan tak bersahabat, anak dan orang tua dibuat pusing
tujuh keliling.
Kini kami rindu suasana di sekolah.
Saya sadar lebih baik belajar di sekolah dibandingkan di rumah. Di sekolah,
bisa bermain dan belajar bersama teman. Meski kami sering buat susah guru.
Guru kami selalu mengajak manfaatkan
kesempatan dan waktu untuk belajar dan bermain bersama. Kini kami merasakan
rindu ingin bertemu dan bertatap muka. Tapi, itu hanya asa, biarlah menjadi
hasrat dan rindu.
Rindu itu harus memenuhi syarat yaitu
jarak dan waktu. Bahkan guruku, pernah membuat rumus rindu. Rindu itu
berbanding lurus waktu dan jarak.
“Makin besar waktu dan jarak maka
rindunya kian besar,” katanya, tertawa menghibur diri.
Kami berharap, wabah penyakit Covid-19
telah menyebar ke berbagai penjuru dunia, dan menjangkiti ratusan ribu warga,
termasuk di Negeri Zambrut Khatulistiwa, segera berlalu. Kembalilah ke asalnya.
Namun, di balik wabah ini, kami
mendapat hikmah dan pelajaran. Kami paham apa itu Virus Corona. Kami mengetahui
mengapa penyakit ini kerap disebut sebagai Corona.
Perbedaan mendasar antara Corona dan
Covid-19 ialah soal pelabelannya. Corona, merupakan nama virusnya, sedangkan
Covid-19 ialah nama resmi untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Corona.
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO secara
resmi menamai penyakit virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di Cina
pada 31 Desember itu dengan nama Covid-19.
Covid-19 yaitu singkatan dari Corona
Virus Disease. Penamaan ini menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu,
spesies hewan atau sekelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional
untuk penamaan agar menghindari stigmatisasi.
Sejak Virus Corona mewabah, saya
mengerti makna hidup bersih dan sehat. Selalu berkumpul bersaama keluarga,
belajar dan beribadah di rumah.
Selama ini, kita belum manfaatkan
pertemuan dan tatap muka di kelas dengan maksimal. Saat ini, kami ingin
bertatap muka, tapi harus berjauhan. Khawatir muncul saling curiga, apalagi ada
yang batuk dan bersih. Lebih baik di rumah.
Kini, kami bersiap memasuki fase
kedua, dirumahkan. Kami belajar lewat daring, guru kami racin mengecek posisi
kami. Ia meminta dikirimkan lokasi kami via google map. Mereka ingin memastikan
kami berada di rumah.
“Tapi kalau boleh minta, jangan
terlalu banyak tugas. Saya khawatir banyak temanku yang stres dan sakit. Esensi
dirumahkan, agar kita sehat dan terhindar dari Virus Corona,” katanya berharap.
Mari berdoa agar mahluk bernama Korona
kembali ke habitat aslinya. Manusia bukan inangnya Corona, agar anak didik bisa
belajar dengan riang di kelas.(*)
*) Guru SMP Negeri 9
Parepare
sumber:
Selasa, 09 Juni 2020
Tantangan Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19
Oleh Triliana s. Utina (Mahasiswa
Universitas Gorontalo)
Foto dokumen www.republika.com |
Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat
dunia mendefinisikan makna hidup, penyebaran virus corona (Covid-19) yang
semakin hari semakin meningkat menjadi krisis besar manusia modern, memaksa
kita untuk sejenak melihat kembali kehidupan, keluarga, dan lingkungan sosial
dalam arti yang sebenarnya. Manusia di paksa berhenti dari rutinitasnya, untuk
memaknai hidup yang sebenarnya.
Indonesia punya tantangan besar
dalam penanganan Covid-19. Dari semua aspek yang menjadi tantangan, saya lebih
terfokus pada aspek pendidikan. Pendemi Covid-19 memaksa kebijakan physical
distancing (menjaga jarak fisik) untuk menimalisir persebaran Covid-19.
Penerapan physical distancing sangat berdampak pada aspek pendidikan,
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengeluarkan kebijakan belajar
dari rumah, pembelajaran daring/online dan disusul dengan peniadaan Ujian
Nasional (UN) untuk tahun ini. Namun mekanisme yang berlaku secara tiba-tiba
ini, justru tidak jarang membuat pendidik,siswa,bahkan orangtua kaget.
Akibatnya siswa yang suda
mempersiapkan diri untuk UN merasa sangat kecewa dengan kebijakan ini, karena
mereka lulus begitu saja. Tapi tidak bisa di pungkiri kebijakan ini harus
diterima karena kebijakan ini di upayakan untuk memutus mata rantai Covid-19 di
tengah masyarakat. Metode pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi yang
diterapkan pemerintah dianggap sebagai tantangan tersendiri.
Pembelajaran secara online harusnya
mendorong siswa menjadi kreatif, mengakses sebanyak mungkin ilmu pengetahuan,
serta menghasilkan karya. Bukan membebani siswa dengan tugas yang bertumpuk
setiap hari. Banyak faktor yang menghambat terlaksananya efektifitas
pembelajaran daring ini, diantaranya :
1. Penguasaan teknologi yang masih
rendah, harus diakui tidak semua guru menguasai teknologi terutama guru
generasi 80-an yang pada masa mereka penggunaan teknologi belum begitu tampak.
Keadaan hampir sama juga dialami oleh para siswa, tidak semua siswa terbiasa
menggunakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan masih banyak sekolah
yang memiliki keterbatasan teknologi sehingga mereka harus rebutan dalam
menggunakan perangkat teknologi pendukung pembelajaran dan bahkan mereka tidak
dikenalkan teknologi dalam pembelajaran.
2. Jaringan internet, pembelajaran online tidak lepas dari penghunaan jaringan internet, penggunaan jaringan seluler terkadang terkadang tidak stabil karena letak tempat tinggal yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
3. Biaya, jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak.
2. Jaringan internet, pembelajaran online tidak lepas dari penghunaan jaringan internet, penggunaan jaringan seluler terkadang terkadang tidak stabil karena letak tempat tinggal yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler.
3. Biaya, jaringan internet yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran daring menjadi masalah tersendiri. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak.
Kita bisa melihat kesenjangan ini
dengan melihat perbedaan kecepatan internet diberbagai daerah. Orang-orang
dipusat kota sering menikmati internet yang jauh lebih cepat dibandingkan
dengan mereka yang tinggal di daerah yang kurang berkembang.
Kondisi ini tidak hanya berdampak
pada siswa SD, SMP, dan SMA saja tapi juga berdampak pada Perguruan Tinggi.
Mahasiswa, khususnya yang merantau, akan berada dalam kondisi kerentanan baik
secara sosial maupun ekonomi. Mahasiswa perantau yang keluar dari daerah
asalnya untuk menuntuk ilmu jumlahnya terbilang sangat besar. Kebijakan
pembelajaran sistem daring yang kini diterapkan sebenarnya membuka peluang
mahasiswa belajar darimana pun, salah satunya dri rumah. Pembelajaran daring
hingga batas waktu yang belum ditentukan bisa menjadi kesempatan mahasiswa
untuk pulang kampung halaman mereka masing-masing dalam waktu yang cukup
panjang. Satangnya tidak semua mahasiswa bisa pulang ke kampung halamannya,
berbagai hal menjadi alasan bagi mahasiswa untuk tetap tinggal di daerah rantau
tempat mereka menuntut ilmu.
Alasan pertama, pembatasan di daerah
asal mereka , kebijakan tiap-tiap daerah untuk melakukan lockdown lokal menjadi
hambatan bagi mahasiswa. Apalagi bagi mereka yang kuliah di daerah zona merah
Covid-19, peraturan ketat akan diterapkan bagi warganya yang datang dari zona
merah tersebut, misalnya dadi jakarta. Kedua, bagi mahasiswa yang berasal dari
daerah pelosok, boleh jadi keterbatasan kualitas jaringan internet membuat
mereka berpikir ulang untuk kembali ke kampung halamannya.
Semua ini adalah cara tuhan dalam
menjalankan roda kehidupan di dunia ini, semoga kita semua bisa semakin baik
menjalani kehidupan di akhir zaman ini. Aamiin. (*)
sumber:
Selasa, 02 Juni 2020
BAGAIMANA MENULIS ESAI ?
oleh : Cucu Agus Hidayat,
S.Pd.,M.Pd.
Definisi Esai
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi (KBBI), esai adalah karangan prosa yang
membahas suatu masalah sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.
Secara umum, esai adalah sebuah tulisan prosais yang menyajikan gagasan
subjektif-personal tentang suatu masalah berdasarkan sudut pandang pribadi
penulisnya. Dengan pengertian lain, esai adalah tulisan berisi opini atau
pendapat seseorang terhadap sebuah permasalahan aktual atau menarik perhatian.
Tulisan jenis esai lebih mengutamakan ketajaman analisis, interpretasi, dan
refleksi dengan kedalaman uraian disertai kekuatan argumentasi.
Dari uraian di atas dapat
dikatakan bahwa esai merupakan tulisan prosa yang bersifat subjektif atau
argumentatif dalam penyampaiannya. Sebuah esai merupakan suatu penilaian,
pandangan, pendirian, atau evaluasi penulis terhadap suatu hal untuk kemudian
diambil kesimpulan. Di dalam esai harus mengandung fakta atau fenomena yang
dikritisi. Menulis esai bertujuan untuk meyakinkan pembaca agar percaya
terhadap pendapat, pendirian, atau penilaian kita tentang suatu hal. Dengan
tujuan tersebut, pendapat yang dituangkan dalam esai hendaknya disertai dengan
data-data atau fakta yang menunjang agar pembaca yakin terhadap pendapat
penulis.
Esai ditulis dengan gaya dan ciri
personal atau individual penulisnya. Gaya dan ciri itu menjadi pembeda pada
setiap esai yang ditulis oleh setiap orang. Sebagai suatu bentuk karangan, esai
dapat bersifat informal dan formal. Esai informal menggunakan bahasa populer,
yaitu bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh banyak kalangan untuk
berkomunikasi langsung dengan pembacanya. Adapun esai formal, menggunakan
pendekatan yang agak serius. Dalam esai formal, pengarang menggunakan bahasa
baku atau standar dan sangat memperhatikan persyaratan penulisan. Namun, baik
esai informal maupun esai formal, penulis harus tetap menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta menghindari penggunaan bahasa figuratif, konotatif, atau
bahasa kiasan agar tujuan menyajikan isi tulisan dapat dipahami dengan baik.
Ciri-ciri Esai
Pada umumnya, suatu karya tulis bisa digolongkan ke dalam bentuk esai, apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tulisan dalam bentuk prosa (paparan) yang diwujudkan dalam sejumlah paragraf, bukan puisi dan bukan prosa fiktif.
2. Tulisan yang tidak terlalu panjang atau relatif singkat yang dapat dibaca dalam waktu singkat, tetapi padat dan membahas atau mengkaji sesuatu yang sedang hangat dibincangkan, menarik, atau penting untuk dibahas dan ditulis.
3. Tulisan personal yang subjektif tentang sesuatu masalah aktual, menarik, dan penting dengan kekuatan analisis, interpretasi, dan refleksi.
4. Tulisan yang bersifat formal dan informal dengan membawa ciri personal, nada pribadi, dan gaya khas sesuai dengan karakter penulisnya yang berbeda dengan penulis lain.
5. Tulisan yang berisi pendapat, pandangan, pikiran, sikap, pendirian penulis tentang suatu hal untuk diperbincangkan dengan fakta, ketajaman gagasan, dan kekuatan argumentasi.
6. Tulisan yang memiliki tiga struktur umum, yaitu pendahuluan/pengantar, isi, dan penutup/kesimpulan.
Pada umumnya, suatu karya tulis bisa digolongkan ke dalam bentuk esai, apabila mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
1. Tulisan dalam bentuk prosa (paparan) yang diwujudkan dalam sejumlah paragraf, bukan puisi dan bukan prosa fiktif.
2. Tulisan yang tidak terlalu panjang atau relatif singkat yang dapat dibaca dalam waktu singkat, tetapi padat dan membahas atau mengkaji sesuatu yang sedang hangat dibincangkan, menarik, atau penting untuk dibahas dan ditulis.
3. Tulisan personal yang subjektif tentang sesuatu masalah aktual, menarik, dan penting dengan kekuatan analisis, interpretasi, dan refleksi.
4. Tulisan yang bersifat formal dan informal dengan membawa ciri personal, nada pribadi, dan gaya khas sesuai dengan karakter penulisnya yang berbeda dengan penulis lain.
5. Tulisan yang berisi pendapat, pandangan, pikiran, sikap, pendirian penulis tentang suatu hal untuk diperbincangkan dengan fakta, ketajaman gagasan, dan kekuatan argumentasi.
6. Tulisan yang memiliki tiga struktur umum, yaitu pendahuluan/pengantar, isi, dan penutup/kesimpulan.
Struktur Esai
Sebuah esai setidaknya harus mencakup tiga unsur, yaitu pendahuluan/pengantar (introductory), isi (body), dan penutup/kesimpulan (concluding). Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan, sebaiknya esai ditulis dengan menggunakan pola pikir penataan paragraf. Dalam sebuah paragraf teradapat tiga kompenen utama, yaitu kalimat pokok/utama, kalimat-kalimat pengembang/penjelas, dan kalimat penegas. Dalam esai terdapat paragraf pembuka/pengantar/pendahuluan (introductory paragraph), paragraf-paragraf isi (body paragraphs), dan paragraf penutup (concluding paragraph). Berikut ini salah satu contoh struktur esai.
Sebuah esai setidaknya harus mencakup tiga unsur, yaitu pendahuluan/pengantar (introductory), isi (body), dan penutup/kesimpulan (concluding). Untuk mempermudah pemahaman dalam penulisan, sebaiknya esai ditulis dengan menggunakan pola pikir penataan paragraf. Dalam sebuah paragraf teradapat tiga kompenen utama, yaitu kalimat pokok/utama, kalimat-kalimat pengembang/penjelas, dan kalimat penegas. Dalam esai terdapat paragraf pembuka/pengantar/pendahuluan (introductory paragraph), paragraf-paragraf isi (body paragraphs), dan paragraf penutup (concluding paragraph). Berikut ini salah satu contoh struktur esai.
Paragraf Pendahuluan/Pengantar:
-Kalimat utama berisi gagasan pokok tentang topik.
-Kalimat-kalimat penjelas/pengembang berupa gagasan, pendapat, sakap yang mendukung gagasan utama.
-Kalimat penegas
-Kalimat utama berisi gagasan pokok tentang topik.
-Kalimat-kalimat penjelas/pengembang berupa gagasan, pendapat, sakap yang mendukung gagasan utama.
-Kalimat penegas
Paragraf-paragraf Isi Esai:
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
(Semua paragraf isi menjelaskan, memaparkan, mengupas, memerikan gagasan utama dan gagasan penjelas pada paragraf pendahuluan).
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
(Semua paragraf isi menjelaskan, memaparkan, mengupas, memerikan gagasan utama dan gagasan penjelas pada paragraf pendahuluan).
Paragraf Penutup:
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
(Paragraf penutup berisi kesimpulan/ rangkuman).
-Kalimat utama
-Kalimat-kalimat penjelas
-Kalimat penegas
(Paragraf penutup berisi kesimpulan/ rangkuman).
Pada struktur itu, bagian
pendahuluan atau pengantar dituangkan dalam satu atau dua paragraf. Isi bagian
pengantar berupa pernyataan topik atau pokok masalah yang berfungsi mendudukan
inti bahasan dan memberi gambaran umum tentang isi kepada pembaca. Bagian ini
menjadi inti dan kendali uraian pada bagian selanjutnya. Fungsi bagian
pendahuluan ialah : memberi identitas masalah yang dibahas, menarik
perhatian pembaca, memberi indikasi gagasan yang akan diungkapkan, menunjukkan
bagaimana masalah akan dipaparkan, dan memberi kerangka berpikir tentang
masalah yang akan dibahas. Pada bagian pengantar, sebaiknya tidak
menggunakan bullet atau numbering, tetapi dalam bentuk paragraf. Inisiatif
penulisan bagian pengantar bisa dalam bentuk pernyataan universal, analogi,
anekdot, kutipan, kondisi umum, informasi ganjil, pertanyaan, kata kiasan,
temuan data, definisi, atau putar balik.
Bagian isi esai (body paragraphs)
berisi sekumpulan paragraf yang menguraikan gagasan pokok pada paragraf
pengantar dengan pendapat, pikiran, pendirian, penilaian, analisis,
interpretasi, pembahasan yang bertujuan menjelaskan topik atau pokok masalah
yang sudah dikemukakan pada bagian pendahuluan. Gagasan, opini, interpretasi,
pembahasan penulis disertai fakta dan argumentasi yang kuat dan ditambah dengan
wawasan dan kreativitas berfikir. Hal ini akan menguatkan isi esai yang kita
tulis.
Dalam menulis bagian isi, sangat
penting untuk menyusun struktur isi sebaik mungkin. Perlu dibuat susunan isi
yang berkaitan dengan setiap bagian yang terdapat pada bagian pendahuluan.
Apabila pada bagian pendahuluan telah ditulis kalimat-kalimat pokok masalah,
maka uraian bagian isi terfokus pada masalah tersebut. Pada bagian isi, setiap
paragraf harus mengusung kepaduan (unity), yaitu mengupas topik utama; memiliki
kesatuan ide (coherence), yaitu mendemonstrasikan kebertalian dan kelogisan ide
atau alur pikir; dan kontrol ide agar tidak melebar ke luar topik. Pengembangan
bagian isi bisa disusun dengan beragam cara, yaitu dengan : uraian contoh,
klasifikasi, cause-effect, perbandingan, kronologis, atau deskripsi.
Bagian penutup atau kesimpulan
(concluding paragraph) berisi konfirmasi/pernyataan ulang, rangkuman, atau kesimpulan
akhir, yang berisi ringkasan yang mencakup keseluruhan isi esai, juga merupakan
penutup esai. Paragraf pada bagian penutup bisa disajikan dengan beragam cara,
antara lain dengan : menyatakan ulang poin-point penting, generalisasi
permasalahan, simpulan dulu-ke-kini, penilaian situasi terkini, pengharapan,
spekulasi, kutipan, prediksi, dan lain-lain.
Tipe-Tipe Esai
Esai ditulis untuk tujuan komunikatif yang dapat disusun dalam berbagai bentuk dan sifat tulisan. Berdasarkan peruntukan dan bentuknya, esai dikembangkan dalam beberapa tipe atau jenis, yaitu : deskriptive, report, explanation, exposition, discussion, procedure, review, narrative, spoof, recount, anecdote, dan new item. Selain itu, dilihat dari tipe lainnya, esai memiliki jenis lain, yaitu : esai deskriptif, esai tajuk, esai cukilan watak, esai pribadi, esai reflektif, dan esai kritik.
Esai ditulis untuk tujuan komunikatif yang dapat disusun dalam berbagai bentuk dan sifat tulisan. Berdasarkan peruntukan dan bentuknya, esai dikembangkan dalam beberapa tipe atau jenis, yaitu : deskriptive, report, explanation, exposition, discussion, procedure, review, narrative, spoof, recount, anecdote, dan new item. Selain itu, dilihat dari tipe lainnya, esai memiliki jenis lain, yaitu : esai deskriptif, esai tajuk, esai cukilan watak, esai pribadi, esai reflektif, dan esai kritik.
Esai desktiptif bertujuan
menuliskan subjek atau segala objek yang menarik perhatian penulis. Penulis
mendeskripskan sebuah rumah, tempat rekreasi, sekolah, pemandangan, atau yang
lainnya. Sementara, esai tajuk dapat dilihat dalam surat kabar dan majalah.
Esai ini mempunyai suatu fungsi khusus, yaitu menggambarkan pandangan dan sikap
surat kabar/majalah tersebut terhadap suatu topik dan isu dalam masyarakat. Dengan
esai tajuk, surat kabar tersebut membentuk opini pembaca.
Selanjutnya, esai cukilan watak.
Esai jenis ini membeberkan beberapa segi dari kehidupan individual seseorang
kepada para pembaca. Sementara, esai pribadi hampir sama dengan cukilan watak.
Akan tetapi, esai jenis ini menulis diri sendiri dengan mengatakan saya, saya
adalah saya, atau menggunakan kata saya dalam tulisannya.
Selanjutnya, esai reflektif. Esai
reflektif ditulis secara formal dengan nada serius. Penulis menggunakan dengan
dalam, sungguh-sungguh, serius tentang topik penting yang berhubungan dengan
masalah kehidupan atau kemanusiaan. Misalnya, politik, pendidikan, pembangunan,
hakekat manusiawi, dan lain-lain. Esai jenis ini umumnya ditulis oleh kalangan
intektual dengan sasaran pembaca tertentu. Terakhir, esai kritik. Dalam esai
kritik, penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni dan budaya. Misalnya
analisis kritis terhadap karya seni lukis, seni tari, seni pahat, seni teater,
dan karya sastra dengan menggunakan berbagai pendekatan. Esai jenis ini berguna
untuk mengetahui suatu karya dan membangkitkan kesadaran pembaca tentang
pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni dan budaya.
Cara Menulis Esai
Menulis esai tidak terlalu sulit, apalagi jika tema tulisan sudah ada, bahan tulisan sudah tersedia, struktur tulisan sudah disusun. Agar menulis esai berjalan dengan lancar, maka diperlukan aktivitas prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Pada prapenulisan, kita harus menentukan tema dan tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun outline sebagai urutan inti aktivitasnya. Selanjutnya, tahap penulisan dengan mengembangkan tema sesuai tujuan dan memperhatikan outline. Selanjutnya, pada tahap pascapenulisan, dilakukan editing dan revisi serta penulisan ulang. Berikut ini uraian singkat prosedurnya.
Menulis esai tidak terlalu sulit, apalagi jika tema tulisan sudah ada, bahan tulisan sudah tersedia, struktur tulisan sudah disusun. Agar menulis esai berjalan dengan lancar, maka diperlukan aktivitas prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Pada prapenulisan, kita harus menentukan tema dan tujuan, mengumpulkan bahan, menyusun outline sebagai urutan inti aktivitasnya. Selanjutnya, tahap penulisan dengan mengembangkan tema sesuai tujuan dan memperhatikan outline. Selanjutnya, pada tahap pascapenulisan, dilakukan editing dan revisi serta penulisan ulang. Berikut ini uraian singkat prosedurnya.
1. Menentukan Tema/Topik
Tema tulisan bisa diambil sebagai pilihan dari tema yang ada atau sebuah tema sebagai ketentuan. Apabila tidak ada tema/topik yang ditentukan untuk ditulis, maka kita mencari dan menentukan tema secara mandiri. Dalam hal ini, seringkali kita bingung dalam menentukan tema. Untuk mengatasi masalah tersebut, disarankan agar kita memilih tema tulisan yang menarik perhatian kita, yang disukai, yang dikuasai, dan yang dipahami. Sehingga, kita akan lebih mudah membuat esai.
Tema tulisan bisa diambil sebagai pilihan dari tema yang ada atau sebuah tema sebagai ketentuan. Apabila tidak ada tema/topik yang ditentukan untuk ditulis, maka kita mencari dan menentukan tema secara mandiri. Dalam hal ini, seringkali kita bingung dalam menentukan tema. Untuk mengatasi masalah tersebut, disarankan agar kita memilih tema tulisan yang menarik perhatian kita, yang disukai, yang dikuasai, dan yang dipahami. Sehingga, kita akan lebih mudah membuat esai.
2. Menentukan tujuan tulisan
Tujuan tulisan cukup penting untuk diperhatikan agar tulisan menjadi lebih terarah atau fokus. Apabila telah mengetahui tujuan menulis esai, tentu akan memudahkan kita dalam mencari inspirasi, membuat analisis, memberikan interpretasi, membuat argumen, atau menyusun uraian isi yang akan disajikan.
Tujuan tulisan cukup penting untuk diperhatikan agar tulisan menjadi lebih terarah atau fokus. Apabila telah mengetahui tujuan menulis esai, tentu akan memudahkan kita dalam mencari inspirasi, membuat analisis, memberikan interpretasi, membuat argumen, atau menyusun uraian isi yang akan disajikan.
3. Merumuskan masalah dan
melakukan riset data
Merumuskan masalah berarti menganalisis isu apa yang akan diangkat dalam tema/topik yang akan ditulis. Dalam hal ini, perlu dilakukan pengembangan gagasan agar esai bisa menyakinkan pembaca. Pengembagan gagasan dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain dengan membaca beberapa referensi yang relevan dan melakukan riset untuk mencari data atau fakta yang dapat mendukung opini yang kita bangun dalam esai. Sumbernya bisa berasal dari media cetak atau elektronik, buku, tinjauan langsung atau observasi, dan lain-lain. Pertanyaan yang patut diajukan sebagai bahan pertimbangan ialah : apakah bacaan/data ini bermanfaat bagi topik atau gagasan saya? Apakah dapat mendukung gagasan saya? Apakah saya harus membaca sumber lain agar dapat menjawab dan menguraikan tema esai? Apakah sumber bacaan dan data sudah cukup memadai untuk memperkuat kesimpulan yang akan ditulis?
Merumuskan masalah berarti menganalisis isu apa yang akan diangkat dalam tema/topik yang akan ditulis. Dalam hal ini, perlu dilakukan pengembangan gagasan agar esai bisa menyakinkan pembaca. Pengembagan gagasan dilakukan melalui berbagai kegiatan, antara lain dengan membaca beberapa referensi yang relevan dan melakukan riset untuk mencari data atau fakta yang dapat mendukung opini yang kita bangun dalam esai. Sumbernya bisa berasal dari media cetak atau elektronik, buku, tinjauan langsung atau observasi, dan lain-lain. Pertanyaan yang patut diajukan sebagai bahan pertimbangan ialah : apakah bacaan/data ini bermanfaat bagi topik atau gagasan saya? Apakah dapat mendukung gagasan saya? Apakah saya harus membaca sumber lain agar dapat menjawab dan menguraikan tema esai? Apakah sumber bacaan dan data sudah cukup memadai untuk memperkuat kesimpulan yang akan ditulis?
4. Membuat Outline (Kerangka Tulisan)
Tema atau topik ibarat clue dalam tulisan, sedangkan outline ibarat desain atau blue print dalam tulisan. Outline disusun untuk memastikan apakah semua ide yang akan ditulis cukup lengkap, apakah semua ide kohesif, apakah semua ide disusun dengan sistematis, apakah urutan ide itu logis?
Tema atau topik ibarat clue dalam tulisan, sedangkan outline ibarat desain atau blue print dalam tulisan. Outline disusun untuk memastikan apakah semua ide yang akan ditulis cukup lengkap, apakah semua ide kohesif, apakah semua ide disusun dengan sistematis, apakah urutan ide itu logis?
Outline dapat disusun dalam bentuk
kerangka topik atau kerangka kalimat. Dalam outline harus diperhatikan
kesederajatan logis, kesetaraan struktur, kepaduan, dan penekanan. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah menulis esai, sehingga esai koheren dan tidak
keluar jalur dari topik yang dibahas. Selain itu, outline digunakan untuk
membuat tulisan menjadi terorganisir dengan menyusun opini dan data ke dalam
satu kesatuan.
5. Menulis Esai
Esai ditulis berdasarkan ouline yang telah dibuat. Ikutilah struktur kerangka saat menulis esai secara sistematis dengan memperhatikan bagian pendahuluan, isi/ pembahasan, dan penutup/kesimpulan. Gunakan bahasa yang baik dan benar. Perhatikan penggunaan ejaan, tanda baca, dan diksi yang baik. Gunakan kalimat efektif dan paragraf-paragraf yang baik.
Esai ditulis berdasarkan ouline yang telah dibuat. Ikutilah struktur kerangka saat menulis esai secara sistematis dengan memperhatikan bagian pendahuluan, isi/ pembahasan, dan penutup/kesimpulan. Gunakan bahasa yang baik dan benar. Perhatikan penggunaan ejaan, tanda baca, dan diksi yang baik. Gunakan kalimat efektif dan paragraf-paragraf yang baik.
6. Mengedit esai yang telah
ditulis
Editing dilakukan untuk memeriksa apakah esai yang kita tulis sudah baik, yaitu dengan memeriksa apakah ide-ide yang ditulis koheren, apakah diksi yang digunakan tepat, apakah kalimat yang digunakan efektif, apakah ejaan dan tanda baca sudah benar, dan lain-lain. Aspek yang diperiksa berkaitan dengan mekanika, bahasa, dan isi dari esai. Kadang-kadang ada perubahan sudut pandang isi yang masih perlu diperkuat dengan sumber baru. Setelah esai diedit, langkah selanjutnya menulis ulang dan melengakapi esai dengan referensi. Cantumkan semua sumber yang dikutip dalam daftar pustaka atau dalam bentuk footnote. Tulis juga identitas penulis esai secara singkat.
Editing dilakukan untuk memeriksa apakah esai yang kita tulis sudah baik, yaitu dengan memeriksa apakah ide-ide yang ditulis koheren, apakah diksi yang digunakan tepat, apakah kalimat yang digunakan efektif, apakah ejaan dan tanda baca sudah benar, dan lain-lain. Aspek yang diperiksa berkaitan dengan mekanika, bahasa, dan isi dari esai. Kadang-kadang ada perubahan sudut pandang isi yang masih perlu diperkuat dengan sumber baru. Setelah esai diedit, langkah selanjutnya menulis ulang dan melengakapi esai dengan referensi. Cantumkan semua sumber yang dikutip dalam daftar pustaka atau dalam bentuk footnote. Tulis juga identitas penulis esai secara singkat.
Selamat menulis esai. Literasi
maju, pendidikan istimewa.
***
*) Pengurus Komunitas Literasi
Purbasari Disdik, Pengurus PGRI Kab. Purwakarta, Kepala SMPN 1 Maniis
Purwakarta.
Referensi:
Agus Hidayat, Cucu dan Rikrik Halimatussadiah. 2017. Cara Gampang Menulis Artikel Jurnal Ilmiah. Bandung : MG. Publisher.
Agus Hidayat, Cucu dan Rikrik Halimatussadiah. 2017. Cara Gampang Menulis Artikel Jurnal Ilmiah. Bandung : MG. Publisher.
Djuharie, Otong Setiawan. 2009.
Teknik dan Panduan Menulis Melalui Eksplorasi Model dan Latihan, Essay Writing,
Book 3. Bandung : Yrama Widya.
Parera, Jos. Daneil. 1987. Menulis
Tertib dan Sistematik, Edisi ke-2. Jakarta : Erlangga
Sumber:
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Kucintai Kau Engkau kucintai; cinta, barangkali; Belum begitu sirna di jiwaku; Tetapi biarkanlah ia lebih banyak tidak ...
-
Biodata narasi itu apa? Bagaimana sih maksudnya? Cara buatnya gimana? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di kolom komentar yang me...
-
Ajakan Menulis Puisi dengan Tema Dongeng Nusantara Dongeng merupakan cerita fiksi dalam khasanah sastra lama yang bercerita ten...