Judul : Api
Ibrahim
Penulis : Mufa
Rizal
Penerbit : Media Nusa Creative
Cetakan : Pertama, Mei 2017
Tebal : viii
+ 102 halaman
ISBN :
978-602-6397-3
Peresensi : Ratnani Latifah.
Alumni Universitas Islam Nahdlatul Ulama, Jepara
Sebagaimana yang kita ketahui, dalam
dunia kesusastraan banyak sekali aliran sastra yang mulai
berkembang. Dan secara umum beberapa aliran yang sudah ada itu seperti
romantisme, realism, magis dan banyak lagi. Namun pada perkembangannya muncul
aliran seperti surealis dan aliran-aliran lainnya. Bahkan kemudian ada
perpaduan beberapa aliran seperti penggabungan aliran realisme magis.
Menurut Abu Wafa-penulis buku Cara
Menghitung Anak (Gading Pustaka, 2016) aliran realisme magis
menggambarkan realitas, peristiwa yang terjadi dalam sehari-hari, lalu seketika
muncul unsur fantasi dan mimpi yang berdasarkan pada mitos dan dongeng.
Dan inilah aliran yang dipilih Mufa Rizal, penulis asal Mojokerto yang
cerpen-cerpennya banyak dimuat di Radar Mojokerto (Jawa Pos Group).
Setidaknya itulah gambaran utama
dari kumpulan cerpen yang ditulis Mufa Rizal-yang mana kebanyakan
cerpen, yang termaktub dalam buku ini sebelumnya memang sudah
pernah ditayangkan di media-Radar Mojokerto. Namun selain itu Mufa juga
menghadirkan beberepa cerpen baru yang belum pernah dipublikasikan. Dalam
kumpulan cerita ini sendiri penulis menghadirkan 11 cerpen yang cukup menarik
dan menggelitik.
Sebut saja cerpen berjudul “Bocah
yang Menaiki Sepeda” dalam cerita ini dikisahkan ada seorang bocah yang selalu
naik sepeda. Namun keberadaannya entah kenapa selalu dibenci oleh warga. Banyak
yang mengira bocah ini gila. Hal inilah yang membuat bocah itu marah dan
berusaha mengejar orang-orang yang mengejeknya.
Namun berbeda dengan kebanyakan
orang, Sita sama sekali tidak membenci bocah tersebut. Bahkan ketika
bocah itu datang dan meminta sesuatu, Sita dengan ikhlas mau berbagi.
Sampai kemudian tiga belas tahun berlalu. Saat itu Sita akan melahirkan,
dia mendapat kenyataan bahwa dia harus membuat pilihan. Karena disinyalir hanya
satu orang yang bisa selamat. Sita pun pasrah.
Lalu tanpa diduga, bocah itu
tiba-tiba datang lagi. Dia ingin mengelus perut buncit Sita. Meski ragu
Sita pun memberi izin. Anehnya bocah itu bilang bahwa anak Sita sangat sangat
kuat. Hal itu tentu saja tidak sesuai dengan perkataan dokter. Lalu siapa yang
meski Sita percaya. Apakah bocah yang tidak pernah menua yang sepedanya
tak pernah berkata bertahun-tahun lamanya? (hal 31). Jelas sekali
dalam kisah ini penulis mengisahkan kehidupan biasa pasangan pasutri, namun
selain itu penulis juga menyelipkan tentang unsur magis dari tokoh bocah, yang
tidak jelas asal-usulnya.
Ada pula kisah “Terompet” Dikisahkan
ada pasangan suami-istri, di mana sang istri ingin sekali menikmati tahun baru
di alun-alun. Si istri ingin sekali bisa meniup terompet di tahun baru.
Sebenarnya suaminya tidak terlalu setuju, namun akhirnya dia terbujuk oleh
rayuan istrinya. hanya saja sesuatu yang lebih besar ternyata telah menunggu
mereka (hal 34).
Mufa Rizal, Cerpenis Muda Mojokerto |
Tidak kalah menarik adalah cerpen
berjudul “Api Ibrahim” sebuah kisah yang cukup menarik. Di mana Mufa,
membuat kisah Ibrahim versi kitab suci yang dipadu padankan dengan tokoh
Ibrahim dalam cerita. Di mana Ibrahim di sini digambarkan sebagai
seorang penulis. Hanya saja apa yang ditulis Ibrahim ini kurang disukai
para petinggi karena dianggap pelecehan dan penghinaan. Hal inilah yang pada
akhirnya membuat Ibrahim menjadi buron. Padahal dia hanya ingin membongkar para
oknum yang merugikan bangsa.
Selain cerpen-cerpen tersebut tentu
saja masih banyak kisah lain yang dinikmati. Dipaparkan dengan bahasa sederhana
membuat buku ini enak dibaca. Hanya saja saya merasa rata-rata cerpen ini
dipaparkan dengan tergesa-gesa. Saya merasa banyak kisah yang dibuat terkesan lompat-lompat,
membuat cerpen tersebut membingungkan. Namun lepas dari kekurangannya, buku
cukup menarik buat dibaca. Dari buku ini saya belajar bahwa kita tidak boleh
menilai seseorang dari luar saja. Kita juga harus gemar berbagi dan tidak boleh
mencela orang lain.
SUMBER: