oleh Isbeddy Setyawan ZS
Apakah puisi yang bertutur tentang suatu tempat,
karena dipersyaratkan dalam suatu event, akan menjadi puisi pesanan atau
berkurang kualitasnya? Atau seorang penyair akan kesulitan menuliskannya?
Puisi-puisi yang terpilih dan tidak terpilih dalam antologi "Klungkung
dalam Puisi" kiranya secara sederhana dapat memberi sebagian jawabannya.
Secara mengejutkan 450-an puisi berdatangan dari
berbagai daerah di Indonesia, dari ujung barat Sumatera sampai ujung Timur
Papua, bahkan ada yang mengirim dari Malaysia, Thailand, Hongkong. Kurang lebih
240-an peserta berusaha mengeksplorasi dan mengolah Klungkung menjadi puisi.
Sejumlah puisi tampak berusaha menghadirkan spirit
Klungkung secara bening, jujur, tajam, dan dalam. Namun, sebagian besar puisi
tak mampu memberi sentuhan keharuan dan keutuhan sebagai puisi, bahkan
cenderung menjadi bombastis, laporan jurnalistik, atau sekadar tempelan
kata-kata bernuansa Klungkung. Ada juga beberapa puisi tampak kuat di bait
awal, namun berantakan di bait atau baris berikutnya, sehingga meruntuhkan
bangunan puisi secara keseluruhan.
Secara umum, banyak puisi terkesan ditulis tergesa-gesa,
bahkan tanpa proses editing, sehingga puisi menjadi kering dan berantakan.
Andaikata mereka bisa lebih bersabar mengolah “isi dan bentuk” puisi, niscaya
akan banyak puisi yang lebih bernas dan berkilau. Memang, sebagai sebuah karya
kreatif, puisi yang ditulis oleh penyair yang telah hapal seluk beluk Klungkung
belum tentu mampu menghadirkan keutuhan dan menggugah “keharuan”.
Namun, puisi-puisi yang terpilih ini diharapkan mampu
memukau pembaca, menyeret ke dalam imaji dengan berbagai corak perasaan dan
tetap berbicara tentang sesuatu yang bahkan lebih dari sekadar Klungkung, baik
secara sederhana ataupun dengan segala kelengkapan teknik penulisan sebuah
puisi yang baik.
Berikut adalah hasil kurasi “Klungkung dalam Puisi” :
|
- Agung Bawantara (Klungkung)
- Pemedal Agung Klungkung - Alit S. Rini (Denpasar)
- Perempuan di Puputan Klungkung - Alexander Robert Nainggolan (Tangerang)
- Sungai Melangit - Aryadimas Ngurah Hendratno (Denpasar)
- Sulang - Ade Linda Jelina (Bali)
- Suatu Pagi di Kerthagosa - Achmad Fathoni (Malang)
- Kung, Klungkung - Arka Dwipayana (Karangasem)
- Aku, Kau dan Hujan Museum Gunarsa - Adenar Dirham (Yogyakarta)
- Gejolak Jiwa Gadis-gadis Klungkung - Ali Syamsudin Arsi (Banjarbaru)
- Di Sini Udara Selalu Berputar - Anggoro Suprapto (Semarang)
- Di Semarapura Kita Melukis Kisah -
Anjrah Lelono Broto (Surabaya)
- Shinta dalam Lukisan Kamasan -
Akhmad Zailani
- Nusa Penida -
Asril Koto (Padang, Sumatera Barat)
- Mana Kutahu Klungkung Lahir Dari Rahim Bali -
A’yat Khalili (Kediri, Jawa Timur)
- Klungkung -
Bangkit Prayogo (Madura)
- Dongeng Cliodhna -
Bambang Eka Prasetya
- Di Teduh Nusa Penida Kubasuh Bara Dunia -
Biolen Fernando Sinaga (Medan)
- Monumen Puputan -
Bhe She (Tangerang)
- Klungkung April 1908 -
Binoto H Balian (Samosir, Sumatera Utara)
- Purnama Biru di Ufuk Nusa Penida -
Bonk Ava (Denpasar)
- Perempuan Tua Penjual Kisah Di Kertagosa -
Budhi Setyawan (Bekasi)
- Kelelawar Gua Lawah -
Bambang Widiatmoko (Bekasi)
- Puri Agung Klungkung, 1 -
Chresna Satyavadini (Kuta, Bali)
- Goa Giri - Cacilia Joel (Yogyakarta)
- Kamasan (Perjalanan Moksa) -
DG Kumarsana (Mataram, NTB)
- Pangi Menjelang Malam -
Dhinar Nadi Dewii (Kartasura, Jawa Tengah)
- Rindu Tanah Ibu Kusamba -
Doddi Ahmad Fauji (Bandung)
- Padang Ilalang Klungkung -
Ezra Tuname (NTT)
- Ni -
Ersa Sasmita (Jakarta)
- Taman Gili Kerta Gosa -
Eddie MNS Soemanto
- Watu Klotok -
Faidi Rizal (Madura)
- Klungkung -
Fanny J. Poyk (Depok)
- Klungkung dalam Desahnya Malam -
Frans Wisnu Murti (Denpasar)
- Bunga Sandat dari Kusamba -
Fitrah Anugerah (Bekasi)
- Mengunjungi Semarapura -
Giyanto Subagio (Jakarta)
- Lukisan dan Patung -
Gus Noy (Balikpapan)
- Akar Garis Dari Tanahmu -
Hilda Winar (Jakarta)
- Semarapura, catatan perjalanan 1985 -
Hayyul Mb (Madura)
- Klungkung Cakrawala -
Husnu Abadi (Pekanbaru)
- Seorang Petani Tua di Kusamba -
I Gede Sarjana Putra (Klungkung)
- Gadis Ledok Berkain Rangrang -
Ida Bagus Aditya Putra Pidada (Sanur, tunanetra)
- Sajak Tanah Klungkung -
IBW Widiasa Keniten (Karangasem)
- Dokar di Timur Kertagosa -
I Putu Sugih Arta (Mataram, NTB)
- Klungkung, Warnaku Satu -
I Nyoman Wirata (Denpasar)
- Klungkung, Aku Tak Pernah Kehilangan Puisi -
Ika Permata Hati (Jawa Tengah)
- Cintaku Jatuh di Nusa Penida -
Ida Bagus Pawanasuta (Klungkung)
- Pantai Kusamba -
Isbedy Stiawan ZS (Lampung)
- Pantai Watu Klotok, Kisah Cinta Berlayar -
I Putu Wahya Santosa (Singaraja)
- Duh Ratnayu -
I Ketut Aryawan Kenceng (Klungkung)
- Catatan Kecil Kertagosa -
IGA. Maya Kurnia (Singaraja)
- Nusa Penida -
Indah Darmastuti (Solo, Jawa Tengah)
- Dalam Surat Pohon -
Iyut Fitra (Payakumbuh, Sumatera Barat)
- Malam di Klungkung -
Joko Sucipto (Madura)
- I Selisik -
Jen Kelana (Jambi)
- Pantai Kusamba, Rindu Kembali -
Julia Hartini (Bandung)
- Para Pendoa di Goa Lawah -
Kunni Masrohanti (Pekanbaru)
- Kita dan Kertagosa -
Ketut Syahruwardi Abbas (Singaraja)
- Gelgel – Kusamba -
Lilik Mulyadi (Jakarta)
- Lukisan Roh Tukad Unda -
Moh Mahfud (Banjarmasin)
- Sekuntum Kenangan -
Mira MM Astra (Denpasar)
- Naga Banda -
Mas Triadnyani (Denpasar)
- Dermaga Gunaksa -
Moh Zaini Ratuloli (Bekasi)
- Petani Garam -
Muda Wijaya (Denpasar)
- Bulan Berlabuh Di Pesinggahan -
Mas Ruscitadewi (Denpasar)
- Wayang Batu Malawang (Nusa Ceningan) -
Muhisom Setiaki
- Melangit -
Made Taro (Denpasar)
- Kepada Pemahat -
Nyoman Sukaya Sukawati (Kuta)
- Lukisan Wayang Kamasan -
Made Edy Arudi (Singaraja)
- Sekar Cempaka -
Nunung Noor El Niel (Denpasar)
- Klungkung Tanah Leluhur -
Nuryana Asmaudi SA (Denpasar)
- Kusamba Sebelum Senja -
Ni Luh Putu Wulan Dewi Saraswati (Singaraja)
- Menuju Museum -
Ni Wayan Idayati (Badung)
- Doa Seekor Ikan -
Ni Wayan Nina Arsini (Denpasar)
- Dongeng Pantai Klotok -
Ni Made Rai Sri Artini
- Kerthagosa -
Novia Rika Perwitasari (Malang)
- Wayang Kamasan -
Nur Komar (Jepara, Jawa Tengah)
- Di Tukad Melangit -
Na Dhien (Jakarta)
- Puputan Klungkung -
Osratus (Sorong, Papua Barat)
- Protes Pedanda Ingin Melihat dari Dekat Senandung Jalak Klungkung -
Puji Pistols (Pati, Jawa Tengah)
- Sekoci Orang Koloni -
Pranita Dewi (Denpasar, Bali)
- Kusamba -
Reina Caesilia (Denpasar)
- Kusamba—Jungut Batu -
Rezqie Muhammad Alfajar Atmanegara (Hulu Sungai
Tengah, Kalimantan Selatan)
- Bahasa Ibu -
Rusydi Zamzami (Jember)
- Tihingan -
Sindu Putra (Mataram, NTB)
- Petani Garam Pantai Goa Lawa -
Sri Wintala Achmad (Cilacap, Jawa Tengah)
- Taman Kertaghosa Suatu Siang -
Syarifuddin Arifin (Padang)
- Teruslah Begitu -
Santiasa Putu Putra (Denpasar)
- Galeri Kecil di Desa Kamasan -
Sigit Rais (Jakarta)
- Pada Wajah Klungkung -
Soekoso DM (Purworejo, Jawa Tengah)
- Dari Nusa Penida, Dari Semarapura -
Sukma Putra Permana (Yogyakarta)
- Melukat -
Shourisha Arashi (Cilacap, Jawa Tengah)
- Suatu Malam di Pura Goa Lawah -
Suryadi Arfa (Madura)
- Izinkan Aku Memiliki Cinta Sedalam Klungkung -
Warih Wisatsana (Denpasar)
- Ambang Petang -
Wayan Mustika (Kuta)
- Klungkung: Tanah Tua Tanah Cinta -
Wayan Redika (Karangasem)
- Wayang Kertaghosa -
Weni Suryandari (Bogor)
- Sepasang Sumur Suci -
Windu Setyaningsih (Purbalingga, Jawa Tengah)
- Tukad Unda; Renyut Jantungku Menggema -
Winar Ramelan (Denpasar)
- Menapaki Tangga Gua Giri Putri -
Yoga Permana Wijaya (Sukabumi, Jawa Barat)
- Di Sekujur Aku, Disesap Waktu -
Yuditeha (Solo, Jawa Tengah)
- Zelfbestuur
Demikian hasil kurasi ini disampaikan. Selamat untuk
para peserta yang puisinya lolos kurasi. Dan, terima kasih kepada semua peserta
yang telah berpartisipasi mengirimkan puisi-puisi bertema Klungkung.
Denpasar, 1 Agustus 2016
Salam Sastra,
Wayan Jengki
Sunarta (kurator)
Dewa Putu Sahadewa (kurator)
Gede Artawan (kurator)
April Artison (Ketua Panitia)
Dewa Putu Sahadewa (kurator)
Gede Artawan (kurator)
April Artison (Ketua Panitia)
SUMBER: