Kamis, 12 April 2018

Puisi-Puisi Pablo Neruda






Di El Salvador, Kematian

Di El Salvador kematian selalu mengawasi. Darah dari kematian petani-petani tak terkeringkan, waktu pun tak mampu mengeringkannya, hujan tak dapat membersihkannya dari jalan-jalan.
Lima puluh ribu memberondong. Martinez nama pembunuh-pembunuh itu. Sejak itu tanah, roti dan anggur di El Salvador berasa darah.

Munoz Marin

Di sana cacing hidup melekat di air-air, cacing buas: dia lumat bendera-bendera yang ada dan naikkan panji para mandor, yang gizinya berasal dari darah tawanan kuburan pejuang-pejuang yang malang.
Cacing-cacing pun digemukkan diatas mahkota emas gandum Amerika, kesuksesan melindungi uang, buat darah dalam derita bersama tentara, bangun monumen-monumen semu, mengatur negeri dari warisan ayah ke ayah lalu memperbudak tanah, bentuk pulau terang dan gemerlap bagai bintang dalam kekangan suram untuk budak-budak, dan cacing pita hidup riang diantara penyair-penyair, ditaklukkan di pengasingan mereka sendiri, pesanan kepatuhan bagi para gurunya, membayar Pythagorian Peruvian-peruvian untuk meluaskan pemerintahannya dan tempat ini putih bersih luar dalam lebih dalam ada neraka laiknya Chicago, tempat hidup misai, hati, cakar-cakar seperti penghianat Luiz Munoz, Cacing, Munoz Marin untuk pendukungnya, daerah berdarah Judas, pemerintah pulau penindasan, makan daging saudara-saudara miskinnya menerjemah bilingual bagi penjagal-penjagal, mencicipi wiski Amerika Utara.

Puerto Rico, Puerto Pobre

Aku tahu semua sudah terlambat, tapi kurasa ini perlu dilakukan; sekarang, sebelum aku berangkat untuk menyanyi atau untuk mati: sekarang kumulai. Tak ada kekuatan yang membungkamku tapi sesuatu yang besarkan hari kesedihan dan ini sekutu: mati dengan bajak lalu taburkan tulang-tulang.
Aku terpilih sebagai subjek mendidih dengan darah, dengan pohon-pohon palem dan kesunyian, kisah daratan yang dikelilingi banyak air dan kematian tak berujung: disana sungai meratapi darah dan duka mereka yang menanti gunung-gunung.
Kemiskinan ini, ulang penjarahan pulau hari-hari kelabu datang dan pergi, ketika cahaya melonjak dan serangan dari atas pohon-pohon palem, ketika perjalanan malam di empat kapal hitam disana, sebagai tawanan pulau derita.
Dan darah kita menetes di atasnya sebab cakar emas ikut menyobek pecinta-pecintanya dan hak asasinya.[]


PABLO NERUDA: Penyair Amerika Latin yang dikenal secara internasional, dilahirkan di Parrel, Chile 1904. Tahun 1920 Neruda pergi ke Santiago untuk mempublikasikan karya-karyanya; La Concion Dela Fiesta (1921), Grepuscularia (1923) Veinte Po Emas De Amor Yuna Cancion Desesperada (1924), Canto General (1950). Kumpulan puisi epik yang mencari jejak-jejak historis Amerika Latin dan pembangkit kebesaran bangsa-bangsa yang teraniaya. Pada 1971 Pablo Neruda menerima hadiah Nobel Kasusastraan. Ia juga pernah menjadi duta besar negaranya untuk Prancis tahun 1970-1973. Pablo Neruda meninggal di tahun 1973.


SUMBER: