Di
El Salvador, Kematian
Di
El Salvador kematian selalu mengawasi. Darah dari kematian petani-petani tak
terkeringkan, waktu pun tak mampu mengeringkannya, hujan tak dapat
membersihkannya dari jalan-jalan.
Lima
puluh ribu memberondong. Martinez nama pembunuh-pembunuh itu. Sejak itu tanah,
roti dan anggur di El Salvador berasa darah.
Munoz
Marin
Di sana
cacing hidup melekat di air-air, cacing buas: dia lumat bendera-bendera yang
ada dan naikkan panji para mandor, yang gizinya berasal dari darah tawanan
kuburan pejuang-pejuang yang malang.
Cacing-cacing
pun digemukkan diatas mahkota emas gandum Amerika, kesuksesan melindungi uang,
buat darah dalam derita bersama tentara, bangun monumen-monumen semu, mengatur
negeri dari warisan ayah ke ayah lalu memperbudak tanah, bentuk pulau terang
dan gemerlap bagai bintang dalam kekangan suram untuk budak-budak, dan cacing
pita hidup riang diantara penyair-penyair, ditaklukkan di pengasingan mereka
sendiri, pesanan kepatuhan bagi para gurunya, membayar Pythagorian
Peruvian-peruvian untuk meluaskan pemerintahannya dan tempat ini putih bersih
luar dalam lebih dalam ada neraka laiknya Chicago, tempat hidup misai, hati,
cakar-cakar seperti penghianat Luiz Munoz, Cacing, Munoz Marin untuk
pendukungnya, daerah berdarah Judas, pemerintah pulau penindasan, makan daging
saudara-saudara miskinnya menerjemah bilingual bagi penjagal-penjagal,
mencicipi wiski Amerika Utara.
Puerto
Rico, Puerto Pobre
Aku
tahu semua sudah terlambat, tapi kurasa ini perlu dilakukan; sekarang, sebelum
aku berangkat untuk menyanyi atau untuk mati: sekarang kumulai. Tak ada
kekuatan yang membungkamku tapi sesuatu yang besarkan hari kesedihan dan ini
sekutu: mati dengan bajak lalu taburkan tulang-tulang.
Aku
terpilih sebagai subjek mendidih dengan darah, dengan pohon-pohon palem dan
kesunyian, kisah daratan yang dikelilingi banyak air dan kematian tak berujung:
disana sungai meratapi darah dan duka mereka yang menanti gunung-gunung.
Kemiskinan
ini, ulang penjarahan pulau hari-hari kelabu datang dan pergi, ketika cahaya
melonjak dan serangan dari atas pohon-pohon palem, ketika perjalanan malam di
empat kapal hitam disana, sebagai tawanan pulau derita.
Dan
darah kita menetes di atasnya sebab cakar emas ikut menyobek pecinta-pecintanya
dan hak asasinya.[]
PABLO
NERUDA:
Penyair Amerika Latin yang dikenal secara internasional, dilahirkan di Parrel,
Chile 1904. Tahun 1920 Neruda pergi ke Santiago untuk mempublikasikan
karya-karyanya; La Concion Dela Fiesta (1921), Grepuscularia (1923) Veinte Po
Emas De Amor Yuna Cancion Desesperada (1924), Canto General (1950). Kumpulan
puisi epik yang mencari jejak-jejak historis Amerika Latin dan pembangkit
kebesaran bangsa-bangsa yang teraniaya. Pada 1971 Pablo Neruda menerima hadiah
Nobel Kasusastraan. Ia juga pernah menjadi duta besar negaranya untuk Prancis
tahun 1970-1973. Pablo Neruda meninggal di tahun 1973.
SUMBER: