Minggu, 31 Mei 2020

Undangan Menjadi Kontributor dalam Buku Kumpulan Esai 2020 “Imbas Virus Corona Pada Dimensi Pendidikan”






Salam Kreatif
Salam Literasi

Adalah sebuah kepahaman bersama bahwa merebaknya Virus Corona telah menyentuh berbagai dimensi kehidupan kita. Salah satunya adalah dimensi pendidikan; sebuah dimensi yang sebelumnya, sekarang, dan kelak akan menjadi wahana investasi generasi – baik secara material dan spiritual-. Sehingga, imbas merebaknya Virus Corona tidak hanya mengubah pola kegiatan belajar mengajar di lingkungan pendidikan, namun juga berpotensi mengubah cara pandang dan perilaku pendidik, peserta didik dan orang tua, pengambil kebijakan di dunia pendidikan, bahkan sekian elemen masyarakat lainnya yang menempatkan dunia pendidikan sebagai bagian integral dari kehidupannya.

Keluarga besar Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA) bekerja sama dengan Komunitas ERABUKU, dan GERBUKARTA (Gerakan Buku Karya Kita) mengundang siapa saja untuk berkontribusi melalui karya esai dalam agenda “Penulisan Bersama Buku Kumpulan Esai 2020” bertema “Imbas Virus Corona Pada Dimensi Pendidikan”. Karya esai yang nanti lolos kurasi akan diterbitkan bersama dalam buku “Kumpulan Esai Imbas Virus Corona Pada Dimensi Pendidikan”.

Ada pun ketentuannya adalah sebagai berikut:
1. Undangan untuk berkontribusi melalui karya esai ini terbuka bagi siapa saja, baik pendidik, akademisi, peserta didik, orang tua peserta didik, jurnalis, dokter, petani, penulis, dll, tanpa batasan usia.
2. Naskah karya esai sesuai dengan tema yang ditentukan di atas, gaya bahasa ringan/tidak baku seperti karya ilmiah (bisa berupa catatan pribadi, pengamatan, gagasan, maupun riset)
3. Naskah esai merupakan karya sendiri (bukan plagiasi dan atau terjemahan), dan boleh telah dipublikasikan di media massa (cetak/online) maupun akun jejaring sosial.
4. Peserta hanya diperbolehkan mengirimkan 1 karya esai.
5. Naskah karya esai ditulis dalam format doc/pdf kuarto A4, Times New Roman 12, spasi 1 (500-700 kata).
6. Di bawah naskah karya esai dicantumkan biodata peserta dalam bentuk narasi (maksimal 8 baris), foto diri, alamat domisili lengkap (untuk pengiriman buku), e-mail, akun media sosial, nomor Whatssapp, dan atau nomor telepon yang dapat dihubungi.
7. Naskah dikirim ke email: erabuku2020@gmail.co­m atau melalui Whatsaap (WA): 085854274197. Dengan subjek: EsaiCorona_(NAMA ASLI PENULIS)_(NAMA KOTA DAN PROVINSI DOMISILI PENULIS). Contoh: EsaiCorona_Najwa Syahrani_Padang Sumatera Barat.
8. Naskah dikirimkan sejak tanggal 01 Juni 2020 - 20 Juni 2020 Pukul 23.00 WIB.
9. Nama-nama kontributor LOLOS KURATORIAL akan diumumkan pada tanggal 25 Juni 2020 di www.lingkarstudisast­rasetrawulan.blogspo­t.com, media partner, dan via email yang digunakan saat mengirimkan naskah esai.

Pihak penyelenggara hanya membantu seleksi naskah, menerbitkan menjadi buku, promosi, dan memberikan e-sertifikat kepada semua kontributor. Buku akan diterbitkan secara Print On Demand (POD), secara indie/self publishing. Sedangkan biaya penerbitan dan cetak buku diusung bersama oleh kontributor lolos kuratorial dengan cara membeli 1 (satu) eksemplar buku (dan atau membeli lebih dari satu buku). Biaya pembelian 1 (satu) eksemplar buku adalah Rp. 75.000,- (belum termasuk ongkos kirim). Ongkos kirim dihitung berdasarkan jauh-dekat tempat tinggal kontributor.

Salam Kreatif
Salam Literasi



Penyelenggara:
Lingkar Studi Sastra Setrawulan (LISSTRA)
Sebuah Komunitas Non-Sanggar
e-mail: lingkarstiga@gmail.c­om
web: www.lingkarstudisast­rasetrawulan.blogspo­t.com

Bekerjasama dengan:
Komunitas ERABUKU
e-mail: erabuku2020@gmail.co­m

GERBUKARTA (Gerakan Buku Karya Kita)
e-mail: gerbukarta_indonesia­@gmail.com

Catatan:
Kami membuka kerjasama bagi lembaga/organisasi lain yang memiliki kesamaan visi-misi, serta mengapresiasi agenda ini.


Penanggungjawab:
Anjrah Lelono Broto (WA 085854274197)



Hikmah Pandemi Covid-19 Bagi Pendidikan Di Indonesia (IAIN SURAKARTA.AC.ID - 23 April 2020)



Oleh: Rina Puspitasari (Mahasiswi Pendidikan Agama Islam FIT IAIN Surakarta)

Akhir-akhir ini berbagai negara di dunia, tengah dikejutkan dengan wabah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus bernama corona atau lebih dikenal dengan istilah covid-19 (Corona Virus Diseases-19). Virus ini awalnya mulai berkembang di Wuhan, China. Wabah virus ini memang penularannya sangat cepat menyebar ke berbagai negara di dunia. Sehingga oleh World Health Organization (WHO), menyatakan wabah penyebaran virus covid-19 sebagai pandemi dunia saat ini.
Sudah banyak orang di seluruh dunia yang terpapar dengan virus ini, bahkan menjadi korban kemudian meninggal dunia. Wabah virus ini telah memakan banyak korban seperti tercatat di negara Tiongkok, Italia, Spanyol dan negara besar lain di dunia. Penyebaran virus ini pun sulit dikenali, karena virus ini baru dapat dikenali sekitar 14 hari. Namun, orang yang telah terpapar dengan virus ini memiliki gejala seperti demam di atas suhu normal manusia atau diatas suhu 38 C, gangguan pernafasan seperti batuk, sesak nafas serta dengan gejala lainnya seperti gangguan tenggorokan, mual, dan pilek. Apabila gejala tersebut sudah dirasakan, maka perlu adanya karantina mandiri (self quarantine).
Penyebaran virus covid-19 menjadi penyebab angka kematian yang paling tinggi di berbagai negara dunia saat ini. Sudah banyak korban yang meninggal dunia. Bahkan banyak juga tenaga medis yang menjadi korban lalu meninggal. Hal ini menjadi permasalahan yang harus dihadapi oleh dunia saat ini, untuk melakukan berbagai kebijakan termasuk di negara Indonesia sendiri. Indonesia pun juga merasakan akan dampak penyebaran virus ini. Semakin hari semakin cepat menyebar ke sejumlah wilayah di Indonesia.
Akibat dari pandemi covid-19 ini, menyebabkan diterapkannya berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 di Indonesia. Upaya yang dilakukan oleh pemerintah di Indonesia salah satunya dengan menerapkan himbauan kepada masyarakat agar melakukan physical distancing yaitu himbauan untuk menjaga jarak diantara masyarakat, menjauhi aktivitas dalam segala bentuk kerumunan, perkumpulan, dan menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Upaya tersebut ditujukan kepada masyarakat agar dapat dilakukan untuk memutus rantai penyebaran pandemi covid-19 yang terjadi saat ini.
Pemerintah menerapkan kebijakan yaitu Work From Home (WFH). Kebijakan inimerupakan upaya yang diterapkan kepada masyarakat agar dapat menyelesaikan segala pekerjaan di rumah. Pendidikan di Indonesia pun menjadi salah satu bidang yang terdampak akibat adanya pandemi covid-19 tersebut. Dengan adanya pembatasan interaksi, Kementerian Pendidikan di Indonesia juga mengeluarkan kebijakan yaitu dengan meliburkan sekolah dan mengganti proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggunakan sistem dalam jaringan (daring). Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, seperti materi pelajaran yang belum selesai disampaikan oleh guru kemudian guru mengganti dengan tugas lainnya. Hal tersebut menjadi keluhan bagi siswa karena tugas yang diberikan oleh guru lebih banyak.
Permasalahan lain dari adanya sistem pembelajaran secara online ini adalah akses informasi yang terkendala oleh sinyal yang menyebabkan lambatnya dalam mengakses informasi. Siswa terkadang tertinggal dengan informasi akibat dari sinyal yang kurang memadai. Akibatnya mereka terlambat dalam mengumpulkan suatu tugas yang diberikan oleh guru. Belum lagi bagi guru yang memeriksa banyak tugas yang telah diberikan kepada siswa, membuat ruang penyimpanan gadget semakin terbatas. Penerapan pembelajaran online juga membuat pendidik berpikir kembali, mengenai model dan metode pembelajaran yang akan digunakan. Yang awalnya seorang guru sudah mempersiapkan model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian harus mengubah model pembelajaran tersebut.
Di balik masalah dan keluhan tersebut, ternyata juga terdapat berbagai hikmah bagi pendidikan di Indonesia. Diantaranya, siswa maupun guru dapat menguasai teknologi untuk menunjang pembelajaran secara online ini. Di era disrupsi teknologi yang semakin canggih ini, guru maupun siswa dituntut agar memiliki kemampuan dalam bidang teknologi pembelajaran. Penguasaan siswa maupun guru terhadap teknologi pembelajaran yang sangat bervariasi, menjadi tantangan tersendiri bagi mereka. Dengan adanya kebijakan Work From Home (WFH), maka mampu memaksa dan mempercepat mereka untuk menguasai teknologi pembelajaran secara digital sebagai suatu kebutuhan bagi mereka. Tuntutan kebutuhan tersebut, membuat mereka dapat mengetahui media online yang dapat menunjang sebagai pengganti pembelajaran di kelas secara langsung, tanpa mengurangi kualitas materi pembelajaran dan target pencapaian dalam pembelajaran.
Berbagai media pembelajaran jarak jauh pun dicoba dan digunakan. Sarana yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran online antara lain, e-learning, aplikasi zoom, google classroom, youtube, maupun media sosial whatsapp. Sarana-sarana tersebut dapat digunakan secara maksimal, sebagai media dalam melangsungkan pembelajaran seperti di kelas. Dengan menggunakan media online tersebut, maka secara tidak langsung kemampuan menggunakan serta mengakses teknologi semakin dikuasai oleh siswa maupun guru.
Setelah pendidik mampu menguasai berbagai sarana pembelajaran online, maka akan tercipta pemikiran mengenai metode dan model pembelajaran lebih bervariasi yang belum pernah dilakukan oleh pendidik. Misalnya, guru membuat konten video kreatif sebagai bahan pengajaran. Dalam hal ini, guru lebih persuasif karena membuat peserta didik semakin tertarik dengan materi yang diberikan oleh guru melalui video kreatif tersebut. Peserta didik tentu akan dapat memahami apa yang dijelaskan oleh guru melalui video kreatif yang dibuat oleh guru tersebut. Sehingga dengan adanya penerapan model pembelajaran di rumah ini, membuat siswa tidak merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran secara online.
Penggunaan teknologi dalam menyelesaikan tugas pada siswa, juga dapat menimbulkan kreativitas dikalangan siswa dalam mengembangkan pengetahuan yang telah mereka miliki. Dengan metode pembelajaran yang bervariasi dari guru, mereka dapat menciptakan suatu produk pembelajaran kreatif yang dapat mengembangkan pemikiran melalui analisis mereka sendiri, tanpa keluar dari pokok bahasan materi yang telah disampaikan oleh guru.
Adanya pandemi covid-19 juga memberikan hikmah yang lainnya. Pembelajaran yang dilakukan di rumah, dapat membuat orang tua lebih mudah dalam memonitoring atau mengawasi terhadap perkembangan belajar anak secara langsung. Orang tua lebih mudah dalam membimbing dan mengawasi belajar anak dirumah. Hal tersebut akan menimbulkan komunikasi yang lebih intensif dan akan menimbulkan hubungan kedekatan yang lebih erat antara anak dan orang tua. Orang tua dapat melakukan pembimbingan secara langsung kepada anak mengenai materi pembelajaran yang belum dimengerti oleh anak. Dimana sebenarnya orang tua adalah institusi pertama dalam pendidikan anak. Dalam kegiatan pembelajaran secara online yang diberikan oleh guru, maka orang tua dapat memantau sejauh mana kompetensi dan kemampuan anaknya. Kemudian ketidakjelasan dari materi yang diberikan oleh guru, membuat komunikasi antara orang tua dengan anak semakin terjalin dengan baik. Orang tua dapat membantu kesulitan materi yang dihadapi anak.
Hikmah selanjutnya yaitu penggunaan media seperti handphone atau gadget, dapat dikontrol untuk kebutuhan belajar anak. Peran orang tua semakin diperlukan dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan gadget. Hal tersebut memberikan dampak yang positif bagi anak, dalam memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat. Anak cenderung akan menggunakan handphone untuk mengakses berbagai sumber pembelajaran dari tugas yang diberikan oleh guru. Sehingga akan membuat anak menghindari penggunaan gadget pada hal-hal kurang bermanfaat atau negatif.
Walaupun pendidikan di Indonesia ikut terdampak adanya pandemi covid-19 ini, namun dibalik semua itu terdapat hikmah dan pelajaran yang dapat diambil. Adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan pembelajaran jarak jauh melalui online, maka dapat memberikan manfaat yaitu meningkatkan kesadaran untuk menguasai kemajuan teknologi saat ini dan mengatasi permasalahan proses pendidikan di Indonesia.
***



Pendidikan di Tengah Pusaran Wabah Corona (Detiknews, 19 Maret 2020)



oleh Muhammad Rajab *)

Dampak mewabahnya virus corona (Covid-19) kini juga telah dirasakan oleh dunia pendidikan. Hal ini telah diakui oleh organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) pada Kamis (5/3), bahwa wabah virus corona telah berdampak terhadap sektor pendidikan. Hampir 300 juta siswa terganggu kegiatan sekolahnya di seluruh dunia dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.

Sehari sebelumnya, 13 negara termasuk China, Italia, dan Jepang telah menutup sekolah-sekolah di seluruh negeri dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus tersebut. Itu mempengaruhi hampir 290 juta siswa. Sebagian besar siswa berasal dari China. Di seluruh negeri, termasuk wilayah administrasi khusus Hong Kong dan Makau, lebih dari 233 juta siswa tidak sekolah karena virus. Itu diikuti oleh Jepang, yang memiliki hampir 16,5 juta siswa yang dipindahkan.

Beberapa sekolah dan universitas telah memberhentikan sementara aktivitas pendidikannya. Salah satu kampus di Malaysia misalnya, International Islamic University Malaysia (IIUM) memutuskan untuk menunda waktu masuk kuliah sebagai antisipasi pencegahan penyebaran virus. Sementara di China sendiri Kementerian Pendidikan China memperpanjang libur Imlek untuk sekolah dan kampusnya. Kegiatan belajar mengajar tahun ajaran baru yang seharusnya dimulai setelah 30 Januari atau awal Februari ditunda hingga waktu yang belum ditentukan. Demikian halnya di Korea Selatan yang juga memperpanjang libur perguruan tingginya.

Di Indonesia sendiri, dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Berbagai macam kegiatan program studi komparatif ke luar negeri (overseas) terpaksa harus dibatalkan. Sekolah kami sendiri, Tazkia IIBS Malang, harus membatalkan beberapa kegiatan penting di luar negeri, seperti perlombaan debat bahasa Arab di Singapura yang mestinya diselenggarakan pertengahan Februari --dibatalkan oleh pihak otoritas setempat. Hal ini dilakukan setelah level penyebaran virus corona di Singapura naik dari level kuning ke level orange. Kegiatan lainnya adalah studi komparatif overseas ke Jepang yang mestinya berangkat di awal Maret menjadi batal berangkat.

Hingga saat ini kondisi penyebaran virus tersebut masih memprihatinkan. Data terbaru penyebaran virus corona jenis baru penyebab Covid-19 kini telah dikonfirmasi positif di 84 negara. Data Jumat (6/3) pagi, tercatat 97.885 kasus positif terinfeksi, dengan angka kematian 3.348. Sementara, untuk pasien yang sembuh telah mencapai lebih dari 50 persen dari jumlah kasus atau sekitar 53.796. Data tersebut akan terus meningkat.

Jika kondisi ini terus meningkat, maka sudah bisa dipastikan dampaknya terhadap sektor pendidikan juga akan semakin meningkat. Dampak yang paling dikhawatirkan adalah efek jangka panjang. Sebab para siswa dan mahasiswa secara otomatis akan merasakan keterlambatan dalam proses pendidikan yang dijalaninya. Hal ini bisa mengakibatkan pada terhambatnya perkembangan kematangan mereka di masa yang akan datang.

Apalagi jika Covid-19 ini tidak segera berakhir. Dengan kebijakan penundaan sekolah-sekolah di negara-negara yang terdampak virus tersebut secara otomatis dapat mengganggu hak setiap warganya untuk mendapatkan layanan pendidikan yang layak. Penutupan sekolah-sekolah dan kampus tersebut tentu dapat menghambat dan memperlambat capaian target yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dan atau sekolah masing-masing.

Pastinya, kondisi demikian akan mengganggu pencapaian kematangan siswa dalam meraih tujuan belajarnya, baik secara akademis maupun psikologis. Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah dampak psikologisnya. Siswa yang harus tertunda proses pembelajarannya akibat penutupan sekolah sangat memungkinkan akan mengalami trauma psikologis yang membuat mereka demotivasi dalam belajar.

Demikian halnya dengan pembatalan beberapa agenda dan program penting siswa ke luar negeri seperti perlombaan dan studi overseas membuat mereka kecewa karena mereka merasa telah mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Apalagi wawasan para siswa seputar virus corona masih minim yang bisa membuat mereka memiliki tingkat kekhawatiran yang lebih tinggi.

Langkah Strategis
Di Indonesia sendiri penderita positif corona juga terus bertambah. Dengan bertambahnya penderita ini, maka telah memberikan efek negatif yang lebih besar terhadap sektor pendidikan di dalamnya. Untuk itu meredam dampaknya, maka dibutuhkan langkah-langkah strategis. Hal ini perlu dilakukan oleh pemerintah cepat dan tepat.

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberikan edukasi kepada para siswa dan praktisi pendidikan. Ini bisa dilakukan dengan sosialisasi secara intensif oleh dinas kesehatan tentang virus corona itu sendiri, baik dari aspek pencegahannya maupun cara menyikapinya. Dengan wawasan ini diharapkan dapat mengurangi efek kekhawatiran berlebih yang dapat menyebabkan dampak traumatis pada diri siswa dan tentu juga para gurunya.

Langkah kedua adalah perlu menyiapkan tim khusus dari para psikolog untuk melakukan pendampingan terhadap para siswa baik secara kolektif maupun individu, khususnya terhadap sekolah-sekolah yang berada di wilayah terdampak virus. Terkhusus lagi untuk para siswa yang gagal melakukan program yang diimpikan dan dinantinya seperti kegiatan perlombaan di tingkat internasional atau studi komparatif di luar negeri.

Dengan pendampingan ini diharapkan dapat meringankan beban psikologis mereka serta menguatkan kembali semangat belajarnya. Pemerintah sebenarnya sudah menyiapkan tim psikolog untuk melakukan pendampingan terhadap warga di tempat karantina di Natuna. Tapi, melihat kondisi penyebaran saat ini, maka pendampingan perlu diperluas lagi. Minimal dengan memberikan imbauan kepada setiap lembaga sekolah untuk melakukan sosialisasi dan pendampingan untuk antisipasi dampak yang lebih parah.

Adapun untuk terhambatnya proses pendidikan karena penutupan dan penundaan waktu belajar, maka perlu disiapkan solusi kongkret pula. Salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan sistem pembalajaran jarak jauh dengan memanfaat teknologi yang ada. Sebab jika tidak, maka ini akan memberikan dampak negatif terhadap perkembangan kematangan hasil dan pencapaian dari proses pendidikan.
***


*) Director of Ma'had and Islamic Studies Tazkia International Islamic Boarding School, Malang

Sumber:

Rabu, 27 Mei 2020

Balon-Balon Permintaan Maaf - Cerpen Nurul Khotimah (Pikiran Rakyat, 25 Februari 2018)



SUNGGUH hari-hariku kini terlalu berat untuk kulewati. Setumpuk pekerjaan yang kian hari menggunung berhasil memberatkan punggung ini. Beban itu semakin terasa ketika sang kekasih yang kuharapkan dapat dijadikan pundak untuk bersandar saat kulelah, seseorang yang dapat kujadikan tempat pelepas penat kini telah pergi dan berpaling ke lain hati.
Semua bermula ketika aku yang tak sengaja lewat di depan kafe dekat tempat aku bekerja beberapa minggu yang lalu. Dengan jelas kulihat dia, orang yang selama ini kupercaya akan setia menjaga hatinya, tengah asyik berduaan dengan seorang pria. Pertengkaran hebat pun tak bisa dihindarkan hingga kuputuskan untuk mengakhiri hubungan ini.
Saat jam kantor telah selesai, kuputuskan untuk segera pulang. Di dalam bus itu suasana begitu ramai karena hampir terisi penuh dengan orang-orang yang baru pulang dari kerjaannya.
Kuputuskan untuk tidak peduli dengan semua itu. Aku memilih diam menghadap jendela bus. Menatap siluet yang terlewati sepanjang jalan.
Di tengah perjalanan, seorang pria dengan beberapa balon digenggamannya memilih duduk di bangku sebelahku yang memang saat kosong.
Setelah lama kuperhatikan, ternyata dia adalah pria yang dulu bersama pacarku di kafe itu. Dadaku langsung sesak seketika, peluh tiba-tiba mengalir deras di pelipisku. Emosiku tersulut, namun tak kubiarkan untuk meluapkanya dalam bus ini. Aku berusaha menahan diri dan memilih turun walaupun sebenarnya tujuanku masih cukup jauh. Namun belum sempat kuberdiri, pria itu terlebih dahulu mengangkat suara.
Aku tertahan. Terpaksa mengikuti keinginannya.
“Sekarang apa mau Anda? Belum puaskah Anda telah menghancurkan hubunganku dengannya?” ujarku, kesal dengan nada yang sedikit tinggi.
“Biarkan saya berbicara dan mencoba menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi saat itu,” katanya, lirih.
“Kau tak patut menghukum dia dengan memutuskan hubungan secara sepihak.”
Aku hanya terdiam, kupalingkan wajahku kembali menghadap jendela bus yang menghadirkan siluet keramaian jalanan. Telingaku tersumbat secara tiba-tiba. Tak ingin kudengar apapun darinya.
“Kau tahu? Balon-balon yang kubawa sekarang adalah pemberian darinya.”

Balon-balon Permintaan Maaf ilustrasi Yana Husna/Pikiran Rakyat
Aku sempat tersentak. Namun masih tak kupedulikan. Mendengarkannya hanya akan menambah luka yang hampir kering ini semakin perih. Apalagi dia memamerkan balon-balon pemberian darinya.
Dia seakan tak peduli dengan sikap acuh yang kusuguhkan. Dia terus bercerita. Aku. Terpojokkan, menahan emosi.
“Aku mempunyai seorang istri, yang belakangan sangat sensitif dan mudah sekali marah padaku.”
Aku sempat tertarik saat ia menyebutkan bahwa ia telah mempunyai istri. Entah, tiba-tiba telingaku perlahan refleks untuk bisa mendengamya bercerita.
Lanjutnya. “Sampai pada suatu pagi, istriku benar-benar marah besar hanya karena saat malam harinya aku tidak menuruti maunya untuk tidur di ranjang sebelah kanan, dekat dengan tembok. Bagiku tidur di sebelah manapun sama saja. Tetapi mungkin tidak bagi dirinya. Ia benar-benar marah dan sama sekali tak mau berbicara denganku.”
“Hingga suatu saat, aku bertemu dengan dia, kekasihmu. Dia menyarankanku untuk memberikan lima buah balon untuk istriku lengkap dengan surat permintaan maaf. Terdengar lucu memang, namun hal itu berhasil membuat istriku kembali tersenyum. Sejak saat itu, setiap hari aku selalu membawakannya balon-balon ini entah itu aku berbuat salah atau tidak.”
Aku sedikit terharu mendengar kisahnya, lantas dengan sendirinya aku mengangkat bicara.
“Jadi, sebenarnya Anda telah beristri? Lantas apa yang Anda lakukan sore itu dengan dia?” ujarku.
“Sejak pertemuan itu hingga sekarang, dialah yang membelikan balon-balon ini, bahkan ia membawanya lebih dari lima, karena biasanya sebelum sampai rumah selalu ada yang meletus. Dia juga yang mengajariku merangkai kata yang kutuliskan pada surat permintaan maaf yang kemudian kuberikan pada istriku.”
“Kau tahu, dia juga banyak bercerita tentang kekasihnya, yang tiada lain adalah Anda. Banyak sekali hal yang ia kagumi dari Anda. Betapa ia sangat mencintai Anda lebih dari ia mencintai dirinya sendiri. Mungkin ia masih belum bisa melupakan Anda. Hingga pada akhirnya kuputuskan untuk menemui Anda dan menjelaskan semuanya,” lanjutnya.
Pikiranku tiba-tiba kacau dan tak karuan. Aku membatin. Apa yang telah kulakukan? Aku telah menyakiti perasaan wanita yang selama ini tulus mencintaiku. Aku yang terlalu emosi saat itu, tak mampu berpikir jernih.
Oh Tuhan, berikan aku kesempatan satu kali lagi untuk bersamanya. Pintaku, dalam hati.
Saat aku meratapi apa yang telah terjadi tertunduk lesu dan tak berdaya, bus tiba-tiba berhenti tepat di depan tempat pemakaman umum. Kulihat pria itu turun dari pintu depan bus dan terdengar bunyi letusan. Dua baton yang dibawanya pecah.
Saat itu juga muncul rasa penasaran di benakku, banyak pertanyaan yang menggantung di pikiranku hingga kuputuskan untuk turun dari bus dan secara perlahan mengikuti langkahnya.
Tibalah ia pada sebuah makam yang tanah kuburannya masih basah. Ia tertunduk lama di atas makam tersebut. Kulihat nisan yang masih berwama putih bersih itu bernamakan “Ratna Ningsih binti Aji Suryadinata” dan tanggal wafatnya yakni “21 November 2017” berarti sekitar satu minggu yang lalu wanita itu telah meninggal.
Rasa penasaranku semakin bertambah. Siapa sebenarnya “Ratna” itu. Untuk apa dia kemari dan lama tertunduk di atas makamnya. Tiba-tiba dia membuka suara seraya mengikatkan balon-baton yang dibawanya pada nisan tersebut.
“Ratna, sayangku. Aku kembali datang membawa baton-baton kesukaanmu. Namun aku minta maaf karena baton yang kubawa tidak seperti biasanya. Hanya empat balon yang tersisa setelah dua baton yang lain meletus saat tadi turun dari bus. Kuharap kau tak akan marah. Sebagai permohonan maafku, biar kubacakan surat permohonan maaf yang dengan tulus kutulis untukmu. Dengarkan yaa sayang….”
Saat menyaksikan semua itu, hatiku turut larut dalam suasana duka. Tangis di mata tak terbendung lagi. Akhirnya baru kumengerti, dan kuputuskan untuk pergi karena tak ingin mengganggunya.
Rasa haru mengiringi langkahku. Sepanjang jalan pulang, rinaian bening tak henti-hentinya menetes dari mataku. Entah mengapa sore itu aku bisa menjadi sosok lelaki selemah dan secengeng itu. Aku teringat pada kekasihku, sungguhaku merasa bersalah.
Aku duduk menunggu sebuah bus di sebuah halte tua, bercat merah tua yang telah banyak memudar terkena panas dan hujan yang tak jauh dari pemakaman. Langit senja yang menghadirkan warna jingga khasnya, menemaniku sore itu.
Tiba-tiba, sebuah tangan mengulurkan selembar sapu tangan berwama pink bermotif bunga ke arahku. Kuperhatikan sapu tangan itu sama seperti sapu tangan yang dulu pernah kuberikan pada kekasihku saat ulang tahunnya.
Senja yang mulai berganti malam, menarik halus warna jingganya membuat siluet seseorang itu menjadi samar-samar, ditambah mataku yang baru mengeluarkan air mata semakin menambah kekaburan akan sosok orang itu.
Saat aku mulai menyadari bahwa sosok itu adalah Adina kekasihku, entah mengapa bulir bening itu kembali menetes membasahi pipi. Ia dengan sabar mengusap air mata yang jatuh dengan perlahan, usapan lembutnya tak hanya menyapu air mata tapi seakan menyapu semua rasa gelisah dan bersalah yang aku alami saat itu.
Minggu-minggu berikutnya hubunganku berjalan seperti dulu lagi. Aku merasa seperti seseorang yang telah mati namun diberi kesempatan untuk hidup kembali. Aku kembali bernyawa.
Adina, yang telah berkawan baik dengan pria itu mengisahkan bahwa ternyata istrinya tebh lama mengidap penyakit kanker otak yang sudah amat parah, ia sering mimisan dan muntah darah yang membuatnya sering pergi ke kamar mandi agar semua orang tidak tahu perihal penyakitnya. Termasuk suaminya.
Hingga setiap malam ketika hendak tidur ia meminta tidur di ranjang sebelah kiri, dengan alasan tiap malam ia sering ke kamar mandi untuk buang air kecil sehingga ia meminta suaminya tidur di ranjang sebelah kanan karena takut membangunkan suaminya.
Semua rencananya berlangsung dengan rapi. Tak seorang pun menyadari bahwa ia sebenarnya tengah menderita menahan sakit. Mungkin karena kebahagiaan yang diberikan suaminya, sehingga ia tak pernah menampilkan kesan seperti orang sakit di wajahnya.
Namun pada suatu hari ia benar-benar tak dapat lagi menahan rasa sakitnya. Ia jatuh pingsan saat menghidangkan sarapan pagi untuk suaminya. Dengan cepat ia dilarikan ke rumah sakit, namun sayang sudah terbmbat. Penyakitnya berhasil mengalahkan tubuh lemahnya. Ia pergi dengan damai.
Sadar bahwa ia terlambat menyadari apa yang dialami istrinya, ia kini dirundung rasa bersabh dan menyesal. Setiap sore ia selalu mengagendakan untuk mengunjungi makam istrinya dengan membawa balon-balon dan surat permintaan maaf, persis seperti yang dilakukannya dahulu ketika istrinya masih hidup.
***

-----------------------
Sumber: