Jumat, 23 Maret 2018

HANTU PELAKOR – Sebuah Cerpen Mashdar Zainal – Dimuat Di Kedaulatan Rakyat, 11-03-2018



Dikampung kami, para istri selalu cemas ketika melepaskan suaminya keluar  rumah. Lantaran, beberapa bulan terakhir, tersiar kabar perihal hantu perempuan yang suka memangsa para lelaki beristri. Hantu itu bernama Pelakor. Tak seorang pun pernah menjumpai penampakan hantu perempuan itu. Konon, mereka hantu yang pandai bersolek, ahli merayu dan berkata manis, sebelum menjerumuskan para lelaki ke tempat lain. Hantu perempuan itu adalah hantu yang paling pandai berkedok.
Lelaki yang sudah dirasuki hantu Pelakor akan menghilang perlahan-lahan dari  adapan istrinya. Ciri-ciri lelaki yang sudah dirasuki hantu Pelakor adalah, mereka tidak pernah betah berlama-lama di rumah. Kata-kata dan sikapnya menjadi dingin. Serta kehilangan selera bercinta dengan istri sendiri. Kalau suamimu di rumah mulai dijangkiti hal-hal semacam itu, maka kau patut was-was. Sebab, ruh suamimu sudah dibawa dan disembunyikan oleh hantu Pelakor. Sosok lelaki yang ada di hadapanmu itu cuma jasad. Dan tak lama lagi, jasad itu pun bakal pergi seutuhnya dari hadapanmu. Meninggalkanmu. Pergi dan menjadi budak hantu yang telah memegang ruhnya.
Hal seperti itu sudah terjadi di kampung kami. Persis. Tiga hari lalu, suami Bu Dewi pergi membawa koper meninggalkan rumah. Untuk pindah ke rumah hantu perempuan yang telah membawa jiwanya. Betapapun usaha Bu Dewi mempertahankan suaminya, suaminya tetap saja tak sudi kembali. Bu Dewi sempat adu mulut dengan suaminya di teras rumah, hingga menjadi tontonan orang-orang. Menjadi bahan rumpian para tetangga.
“Kasihan Bu Dewi, ya.”
“Betul, kasihan sekali.”
“Jadi, bagaimana sebenarnya cara melindungi suami kita dari hantu Pelakor?”
“Caranya sebenarnya gampang, kita para istri, harus pandai-pandai menjaga suami. Dengan cara memusatkan perhatian. Fokus. Memuaskan suami, lahir dan batin. Tidak usah terlalu cerewet dan menuntut pada suami. Dan tentu saja, harus pandai merawat diri sendiri. Meski di rumah, perempuan harus tampil cantik. Rajin maskeran. Sisir rambut yang betul. Pakai minyak wangi. Jangan kentut sembarangan di muka suami. Intinya jangan sampai pesona kita kalah dengan pesona hantu Pelakor.”
“Tapi, meski perempuan sudah melakukan itu semua, kadang para lelaki tetap saja didatangi dan mendatangi hantu Pelakor.”
“Betul juga. Bu Dewi contohnya, kurang apa coba. Sudah cantik, bahenol, pandai memasak sampai punya restoran lima cabang. Tapi tetap saja suaminya hilang.”
“Jadi, menurutku, sebenarnya bukan cuma perempuan yang harus waspada. Laki-laki pun juga demikian. Laki-laki itu nafsunya kecil, tapi buas. Sedikit saja nafsu itu dibiarkan terjaga, hantu Pelakor datang langsung sikat, dikira istrinya.”
“Betul itu, rumah tangga kan bukan cuma milik perempuan, tapi juga milik laki-laki. Jadi, dua-duanya harus saling menjaga. Ketika sosok mempesona datang menjelma orang ketiga, para pasutri ini harus benar-benar ingat, bahwa di belakang mereka ada orang-orang yang mengandalkannya, ada pasangan masing-masing, ada anak-anak, ada orang tua, ada mertua, dan semuanya punya hati, dan tak suka dikhianati. Masa iya, rumah tangga harus hancur gara-gara sesosok hantu yang menjelma orang ketiga.”
“Tapi mungkin juga tidak semudah itu. Sebab, dalam beberapa hal, kadang manusia tak bisa berbuat banyak. Diketeki sama nafsunya sendiri.”
Semenjak ditinggal suaminya, Bu Dewi mulai malas kumpul-kumpul dengan tetangga. Ia enggan datang ke arisan, tidak pula ke pengajian. Pekerjaannya cuma bermuram durja di dalam rumah. Sekalinya keluar rumah, Bu Dewi tidak pulang selama beberapa hari. Anak-anaknya dititipkan ke pembantu. Kata pembantunya, Bu Dewi pelesir keluar kota buat menghibur diri. Kelewat bulan, tak ada lagi orang yang memerhatikan kehidupan Bu Dewi. Hingga suatu malam, keributan kembali terjadi. Seorang wanita paruh baya, melabrak rumah Bu Dewi dan menyerapahi Bu Dewi sebagai hantu perempuan perebut laki orang. Kami tak pernah tahu bahwa hantu Pelakor bisa saja menulari korbannya.
Semakin hari, hantu Pelakor pun semakin memakan banyak korban. Di kampung kami, dari hari ke hari. Semakin banyak perempuan yang kehilangan suami. Semakin banyak rumah tangga yang porak poranda gara-gara hantu satu itu. Bahkan belakangan, muncul fenomena hantu baru. Hantu laki-laki yang suka merasuki istri orang. Hantu itu bernama Pebinor. Modusnya sama dengan Pelakor. Yang satu korbannya laki orang, dan yang satu korbannya bini orang. Kedua hantu itu konon semakin sakti dan merajalela. Hingga tak bisa lagi dibedakan. Kadang korban hantu Pelakor adalah hantu Pebinor itu sendiri. Atau, korban hantu Pebinor adalah hantu Pelakor itu sendiri.
Begitu rumit dan bersilang sengkerutnya kehidupan rumah tangga yang dijangkiti hantu-hantu menyeramkan semacam itu. Hantu yang telah ada sejak zaman primitif, dan akan terus berevolusi menjadi hantu-hantu baru dengan nama-nama baru.

Malang, 6 Maret 2018



Mashdar Zainal
Mashdar Zainal, lahir di Madiun 5 Juni 1984, suka membaca dan menulis puisi serta prosa. Buku terbarunya “Sawitri dan Tujuh Pohon Kelahiran”, 2018. Kini bermukim di Malang.