Sabtu, 31 Maret 2018

Sosok Inspiratif: Akhmad Fatoni

Akhmad Fatoni
Akhmad Fatoni, penerbit, peneliti, penulis, dan editor yang juga penyair ini memiliki perhatian terhadap teater, musik, fotografi, dan film. Ia juga penggiat KAJ (Komunitas Arek Japan). Selain itu, juga aktif di beberapa komunitas, di antaranya Forseda (Forum Sebrang Dalan), grup musik STL (Sampan Tanpa Lautan), dan Teater Lirih. Ia juga terlibat aktif dalam beberapa organisasi seperti di Lesbumi cabang Mojokerto sebagai wakil ketua (2013-2018), Lesbumi Jatim sebagai biro sastra (2013-2018) dan Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (DKKM) sebagai sekretaris bidang program (2014-2019). Dunia akademis juga ia geluti seiring dunia kreatifnya. Sebagai sebuah kado di tanggal lahirnya yang unik, 29 Pebruari, muncul pada tahun 2016, ia memberikan kado bagi dirinya—juga pada masyarakat—dengan terbitnya kumpulan cerpen Meja Nomor 8, lulus magister kajian sastra dan budaya di fakultas ilmu budaya Universitas Airlangga Surabaya, juga mendirikan Rumah Budaya Akhmad Fatoni (RBAF) untuk pengabdiannya pada dunia literasi, kesusastraan, seni, dan budaya.
Karyanya pernah dimuat di buletin Tinta, majalah Tera, majalah Ekspresi, Majalah Sarbi Kita, Majalah As-Syarif, Majalah Widyawara, Jurnal Lembah Biru, Jurnal Rabo Sore, Jurnal Jombangana, Jurnal KAJ, Jurnal Pena Indonesia, Radar Mojokerto, Surabaya Post, Jawa Pos, Berita Metro, Santri News, Pos Bali, dan Denpasar Post. Beberapa puisinya juga bisa dibaca di antologi bersama, di antaranya Duka Muara (KRS, 2008), Kapas Nelayan dan Nabi yang Kesepian (KKL, 2009), Pesta Penyair Jawa Timur, (Dewan Kesenian Jawa Timur, 2009), Si Pencari Dongeng (Dewan Kesenian Surabaya, 2010), Tabir Hujan, (Pustaka Ilalang, 2010). Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit, (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2010), Antologi Puisi Penyair Mojokerto, (Wahyu Pustaka, 2011), Pedhut Lirang, (KKL, 2012), Piknik Becak Cinta, (KKL, 2013), Berdoa Bersama (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto, 2014), Tasbih Hijau Bumi (Lesbumi Jatim, 2014), Ojek Payung dan Puisi Kami (KKL, 2015). Kalau cerpennya dalam antologi bersama bisa dibaca pada, Tentang Kami Para Penghuni Sorter, (KKL, 2011) dan Pada Suatu Senja yang Mesrah (KKL, 2015). Kajian ilmiahnya bisa dibaca dalam buku Dari Religiositas hingga Seksualitas dalam sastra, bahasa, dan Budaya (Magister Kajian Sastra dan Budaya, Unair, 2015). Sedangkan buku puisinya yang telah terbit yaitu Lengan Lirang (KKL, 2012) dan Tembang Dolanan (Oksana Publising, 2015). Buku esai tunggalnya Kredo Mimpi (Griya Pustaka, 2014) dan seperti yang sudah disebut di awal, cerpennya bisa dibaca pada buku Meja Nomor 8 (MNC, 2016).
Pada tahun 2016, ia sedang menyiapkan tujuh naskah untuk diterbitkan mulai dari manuskrip puisi, cerpen, esai, naskah drama, novel, hingga kajian-kajiannya mengenai sastra, bahasa, seni, dan budaya. Selain puisi, cerpen, dan esai, ia juga menulis naskah drama, dongeng, skenario, novel, dan juga kerap melakukan penelitian bahasa, sastra, seni, dan budaya.
Selain menulis, gerakan literasinya dikembangkan melalui penerbitan yang dia dirikan (KKL, Beladjar Media, dan AF Books). Ia mendirikan penerbitan berharap proses literasi bisa berkembang dengan baik, tiga penerbitnya itulah salah satu caranya agar selalu hadir buku-buku karya anak bangsa baik fiksi maupun nonfiksi. Tidak hanya itu, ia kerap memperjuangkan literasi dengan selalu berkenan mendatangi kota-kota di Indonesia untuk mengisi workshop, seminar, bedah buku, talk show ataupun menjadi juri-juri lomba untuk membagikan ilmunya mulai dari fotografi, teater, dan kepenulisan. Dalam hal itu, ia tidak tebang pilih atas undangan yang memintanya hadir, sebab patokannya yaitu bagaimana ilmunya bisa bermanfaat untuk orang lain, sehingga ia selalu berkenan hadir di komunitas, sanggar, instansi pemerintah, lembaga swasta ataupun milik negara, dan lembaga pendidikan formal ataupun nonformal seperti SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, dan pesantren.
Salah satu prinsipnya, ia selalu ingin menyebarkan ilmunya kapanpun dan di manapun. Oleh karena itulah, ia tidak segan mengampuh kembali pendidikan dan akhirnya rampung menyelesaikan studi Magister Kajian Sastra dan Budaya di Universitas Airlangga pada Maret 2016. Salah satu wadahnya untuk berbagi ilmu itu yaitu ia mendirikan Rumah Budaya Akhmad Fatoni (RBAF) yang memiliki tujuh program yang telah dicanangkan dan akan selalu berkembang ke depannya.
Ia merupakan seorang yang terbuka, sehingga bila ingin berkunjung atau bertemu langsung dengannya bisa datang ke Jalan Raya Mojosari-Trawas KM 7,8 Sumbertani RT 004 RW 001, Mojorejo, Pungging, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Bila cara berkunjung tidak memungkinkan, ia juga bisa dihubungi melalui melalui email: fatoni.akhmad@gmail.com atau mobile: 082131032384.
SUMBER:
  http://www.negerikertas.com/2016/03/sosok-inspiratif-akhmad-fatoni.html