Karakterisasi atau
pendeskripsian watak tokoh, merupakan salah satu unsur penting dalam proses
penulisan cerita. Seperti kata pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’, pembaca
biasanya lebih mudah menyayangi tokoh yang dideskripsikan dengan baik. Nggak
cuma tokoh protagonis yang harus punya karakterisasi kuat, tokoh antagonis pun
harus bisa meninggalkan kesan yang kuat di benak pembaca. Setiap tokoh, baik
protagonis maupun antagonis, punya peran masing-masing di sepanjang alur
cerita.
Salah satu penulis yang dapat
mendeskripsikan karakter dengan baik adalah Rick Riordan. Hal itu terlihat dari
tokoh-tokohnya di berbagai karyanya, seperti Percy Jackson and The Olympians,
The Heroes of Olympus, The Kane Chronicles, Magnus Chase and The Gods of Asgard,
dan The Trials of Apollo. Tokoh yang diciptakan oleh Rick selalu punya ciri
khas tersendiri, dari Percy Jackson yang disleksia, Piper McLean yang keturunan
penduduk asli Amerika (Cherokee), Samirah al-Abbas yang berhijab, hingga Lester
Papadopolous yang secara fisik berkebalikan dengan wujud dewatanya (Apollo).
Melalui situsnya, Rick berbaik hati membocorkan ‘5 (lima) Tips Karakterisasi
Tokoh’ buat kamu yang suka menulis:
Deksripsikan tokoh melalui
tindakannya!
Rick Riordan selalu berusaha mendeskripsikan karakter tokoh melalui tindakannya, kemudian baru diperjelas melalui percakapan dan deskripsi tambahan dalam narasi. Menurut Rick, penulis harus dapat menggambarkan karakter tokoh melalui pilihan yang dibuat dan tindakan yang dilakukannya. Bagaimana cara tokoh itu menanggapi kekerasan? Bagaimana cara tokoh itu menunjukkan kasih sayang? Kemudian, kamu bisa tambahkan detailnya melalui ucapan si tokoh dan gambaran singkat dalam narasi (lihat poin berikutnya) –jangan deskripsikan semua detail dalam satu narasi panjang!
Rick Riordan selalu berusaha mendeskripsikan karakter tokoh melalui tindakannya, kemudian baru diperjelas melalui percakapan dan deskripsi tambahan dalam narasi. Menurut Rick, penulis harus dapat menggambarkan karakter tokoh melalui pilihan yang dibuat dan tindakan yang dilakukannya. Bagaimana cara tokoh itu menanggapi kekerasan? Bagaimana cara tokoh itu menunjukkan kasih sayang? Kemudian, kamu bisa tambahkan detailnya melalui ucapan si tokoh dan gambaran singkat dalam narasi (lihat poin berikutnya) –jangan deskripsikan semua detail dalam satu narasi panjang!
Pilih deskripsi impresionis,
bukan realistis!
Ikuti cara Charles Dickens mendeskripsikan tokoh, yaitu dengan satu frasa singkat yang menunjukkan kesan/impresi penulis terhadap si tokoh. Penjelasan tentang ciri-ciri fisik memang terdengar realistis, tapi cukup sulit diingat dan tidak terlalu menarik. Daripada menuliskan semua detail tentang si tokoh, akan lebih menarik kalau penulis memilih satu sifat atau ciri fisik sebagai fokus agar mudah diingat oleh pembaca. Rick juga menyarankan penggunaan metafora yang mewah, misalnya ‘dia itu seperti manusia roket’.
Ikuti cara Charles Dickens mendeskripsikan tokoh, yaitu dengan satu frasa singkat yang menunjukkan kesan/impresi penulis terhadap si tokoh. Penjelasan tentang ciri-ciri fisik memang terdengar realistis, tapi cukup sulit diingat dan tidak terlalu menarik. Daripada menuliskan semua detail tentang si tokoh, akan lebih menarik kalau penulis memilih satu sifat atau ciri fisik sebagai fokus agar mudah diingat oleh pembaca. Rick juga menyarankan penggunaan metafora yang mewah, misalnya ‘dia itu seperti manusia roket’.
Boleh terinspirasi dari tokoh
nyata, tapi kembangkan lagi!
Menciptakan tokoh yang terinspirasi dari diri sendiri atau orang lain adalah hal yang lumrah. Hal itu tidak dilarang, tapi jangan lupa biarkan karakternya berkembang. Tokoh yang terinspirasi dari seseorang di dunia nyata tidak harus melakukan hal yang sama persis dengan sumber inspirasinya, jadi silakan kembangkan karakter tokoh itu dengan imajinasimu. Dalam perkembangannya di sepanjang cerita, jarang sekali tokoh seperti itu yang sama persis dengan sumber inspirasinya.
Menciptakan tokoh yang terinspirasi dari diri sendiri atau orang lain adalah hal yang lumrah. Hal itu tidak dilarang, tapi jangan lupa biarkan karakternya berkembang. Tokoh yang terinspirasi dari seseorang di dunia nyata tidak harus melakukan hal yang sama persis dengan sumber inspirasinya, jadi silakan kembangkan karakter tokoh itu dengan imajinasimu. Dalam perkembangannya di sepanjang cerita, jarang sekali tokoh seperti itu yang sama persis dengan sumber inspirasinya.
Nggak semua detail harus
dijelaskan, lho!
Buat kamu, mungkin penting untuk punya tokoh yang bermata biru atau hobi pergi ke restoran cepat saji tertentu. Tapi kalau detail-detail itu tidak berhubungan dengan alur cerita, pembaca nggak akan peduli. Biarkan detail seperti itu ada di pikiranmu saja.
Buat kamu, mungkin penting untuk punya tokoh yang bermata biru atau hobi pergi ke restoran cepat saji tertentu. Tapi kalau detail-detail itu tidak berhubungan dengan alur cerita, pembaca nggak akan peduli. Biarkan detail seperti itu ada di pikiranmu saja.
Pastikan tokoh kamu melakukan
tindakan yang mempengaruhi cerita!
Sebagai pembaca, kita biasanya peduli pada tokoh tertentu karena tertarik pada pilihan-pilihan yang dibuatnya. Kita ingin meneriaki tokoh yang jahat, menyemangati sang pahlawan, dan menangis ketika tokoh yang kita dukung melakukan sebuah kesalahan. Tokoh yang tidak melakukan tindakan apa-apa, hanya ‘menonton’ atau menerima informasi dari tokoh lain, tidaklah menarik bagi pembaca. Ingat, alur cerita berlanjut karena hal-hal yang dilakukan oleh para tokoh. Kalau tokohnya tidak melakukan apa-apa, cerita pasti akan terasa hampa.
Sebagai pembaca, kita biasanya peduli pada tokoh tertentu karena tertarik pada pilihan-pilihan yang dibuatnya. Kita ingin meneriaki tokoh yang jahat, menyemangati sang pahlawan, dan menangis ketika tokoh yang kita dukung melakukan sebuah kesalahan. Tokoh yang tidak melakukan tindakan apa-apa, hanya ‘menonton’ atau menerima informasi dari tokoh lain, tidaklah menarik bagi pembaca. Ingat, alur cerita berlanjut karena hal-hal yang dilakukan oleh para tokoh. Kalau tokohnya tidak melakukan apa-apa, cerita pasti akan terasa hampa.
Nah, bagaimana kalau sudah
mencoba kelima poin di atas tapi kamu masih merasa kesulitan mengembangkan
tokoh dalam ceritamu? Cobalah buat biodata si tokoh dan buat daftar profilnya
selengkap mungkin, dari jumlah anggota keluarganya hingga makanan favoritnya.
[Rfd]
Sumber: