Senin, 23 Maret 2020

Puisi-Puisi NURIMAN N BAYAN

Nuriman N Bayan
DI AIR SENTOSA


Ada yang diam-diam membaca langit sore
memandangi titik cahaya yang memanjang
berlahan turun ke ake santosa. Apa yang indah
ketika itu? Selain pelangi masuk ke mata lelaki
tujuh bidadari tampak berselendang warna-warni.

Barangkali pohon dan bebatuan itu adalah saksi
ketika penantian menjadi persembunyian
ketika cahaya pelangi berlahan memudar
tentu, si bungsu yang kehilangan selendang
harus ditinggalkan bersama air mata di pipinya.

Namun perpisahan adalah pertemuan
saat lelaki keluar dari persembunyian
saat hati si bungsu menjadi lapang
barangkali dari pertemuan itulah
Bacan, Jailolo, Tidore dan Ternate
lahir dan tumbuh
menjadi Maluku
menjadi Kie Raha.


Morotai, 08 Maret 2019.


Catatan:
Asal Muasal Kesultanan Maluku Utara




Nuriman N Bayan
AIR MATA YANG BIRU


Setelah ke seberang perahu membawamu
aku jojarumu yang terlalu setia, kekasihku
begitu lama mata ini menjadi bendungan
membangun keyakinan demi keyakinan
agar cinta yang bergelora tetap bersahaja

tapi perempuan siapa yang
sanggup menampung air mata
ketika kekasihnya pulang bukan kembali?
Aku tak sanggup, memeluk kehilangan, kekasihku.

Maka biarlah air mata ini lepas
sebagaimana pantai itu melepasmu pergi
dan aku merasakan laut biru yang kau layari itu
adalah air mataku yang kelak menjadi mata air
bening yang kini menenggelamkan aku
bersama janji dan mimpi kita yang biru.


Morotai, 20 Februari 2019.


Catatan:
Jojarumu: nona/perempuanmu
Telaga Biru: salah satu telaga di di Galela, Kab. Halmahera Utara. Konon, timbul dari patah hati yang remuk-redam, meneteskan air mata, mengalir dan mengalir menjadi sumber mata air.


































Tentang Penulis:

Nuriman N Bayan atau lebih dikenal dengan Abi N. Bayan lahir di desa Supu Kec. Loloda Utara, Kab. Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, pada 14 September 1990. Anak dari Hi. Naser Dano Bayan dan Rasiba Nabiu. Saat ini menjadi Pembina Komunitas Parlamen Jalanan Maluku Utara (Komunitas Teater) dan Komunitas Penulis Tepi. Buku puisi bersamanya, antara lain: Kita Halmahera, Kitab Puisi Penyair Maluku UtaraMengunyah Geram, Rumah Seribu Jendela, Ombak Ombak Tepi, Soekarno dan Wong Cilik Dalam Puisi, Senja Langit Jatigede, Negeri Bahari, Senyuman Lembah Ijen, Embun-embun Puisi, Bait Kisah Musim Hujan dan pernah terbit di Majalah SimalabaMajalah Mutiara Banten serta di beberapa surat kabar (Lampung Post, Bangka Post, Posko Malut, Kabar Harian Madura) juga terpublikasi di beberapa media online. Kini tinggal di Ternate.


Sumber:
Buku "DONGENG NUSANTARA DALAM PUISI", Daru Maheldeswara, dkk (Temalitera, 2019) ISBN: 978-602-0769-49-3.