Biodata
narasi itu apa? Bagaimana sih maksudnya? Cara buatnya gimana?
Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di kolom komentar yang memposting event-event
lomba kepenulisan, yang menyebutkan: sertakan biodata narasi.
Memang, bagi penulis pemula, menuliskan biodata narasi itu serba
membingungkan. Bagaimana tidak, penulis pemula masih belum percaya diri karena
belum memiliki karya spektakuler atau sejumlah prestasi membanggakan di bidang
kepenulisan.
Mulai dari pengertiannya dulu, biodata narasi adalah biodata atau
riwayat hidup yang ditulis berupa teks atau paragraf dalam bentuk narasi atau
cerita. Bisa dikatakan bercerita tentang diri kita sebagai penulis.
Dalam penulisan biodata narasi, ada juga sudut pandang seperti penulisan
cerpen atau novel. Meski sebenarnya biodata narasi itu penulis sendiri yang
menuliskan, tapi kebanyakan memakai sudut pandang orang ketiga. Kenapa orang
ketiga? Agar penulisan biodata tersebut tidak terkesan seperti curhat dan
menyombongkan diri. Karena si 'aku atau saya' menyebutkan prestasi-prestasinya
sendiri.
Pada sudut pandang orang ketiga, penulis memposisikan dirinya sebagai
sosok rendah hati dengan banyak prestasi, idola yang patut dikagumi, bukan
dipandang "sok yes". Penulis juga tidak terkesan sedang curhat,
sehingga pembaca bisa tertarik.
![]() | |
Contoh penulisan biodata narasi(https://wayangpustaka02.wordpress.com/page/8/) |
Selanjutnya, jangan terlalu bertele-tele dalam menulis biodata narasi.
Kita bukan sedang menuliskan tokoh utama dalam cerita yang harus detail
penggambaran karakternya. Jadi kalau di biodata narasi itu kita nggak perlu
kasih semua info tentang diri kita, seperti menulis biodata di buku catatan
teman SD.
Kenapa tidak boleh bertele-tele? Karena itu sangat membosankan.
Kredibilitas pertama yang kita bangun kepada pembaca sebenarnya bukan dari
biodata narasi, tapi dari tulisan kita. Kualitas tulisan kita. Percuma juga
kita cantumkan latar belakang dan pengalaman sepanjang apapun di biodata
narasi, tapi tulisan kita kurang memuaskan pembaca. Dan biodata narasi itu
sebagai tambahan nilai jual, brand image kita, bukan termasuk dalam
materi tulisan yang kita angkat.
Lalu, bagaimana kalau kita belum memiliki pengalaman yang menurut kita
menarik untuk kita tulis di biodata narasi kita? Gak perlu bingung, setelah
informasi tentang diri kita, tuliskan motto hidup kita yang berkesan.
Untuk penulisan alamat, ada dua kategori penulisan alamat dalam biodata
narasi, seperti ini:
- ·Alamat untuk kita cantumkan dalam buku yang kita tulis, tidak perlu kita tulis detail. Alasannya yaa demi keamanan kita sendiri. Kalau kita sudah terkenal, misal buku yang kita tulis jadi best seller dan kita mendapat sorotan media, kalau kita sebar alamat lengkap di mana-mana, bukan tidak mungkin kita akan menjadi sasaran kejahatan. Jadi cukup alamat domisili saja yang kita cantumkan di biodata narasi kita.
- Alamat lengkap boleh kita tulis di dalam lomba atau event menulis, yang tidak disebarluaskan, biasanya dikirim ke email. Dan panitia memang meminta kita untuk menuliskan lengkap. Itu boleh.
Selanjutnya, berapa karakter maksimal dalam penulisan biodata narasi?
Sesuai kebutuhan. Kalau tulisannya hanya puisi 100 kata jangan tulis
biodata narasi 1000 kata, nanti pembaca jadi bingung sebenarnya tulisannya
puisi atau cerpen. Ada juga beberapa panitia lomba yang menentukan panjang
karakter biodata narasi, misalnya maksimal 50 kata atau 100 kata.
Jadi, inilah daftar hal apa saja yang perlu ditulis dalam biodata
narasi:
- · Nama
- · Tempat tanggal lahir
- · Alamat domisili
- · Motto hidup
- · Prestasi
- · nama sapaan/nama pena
- · Pengalaman organisasi
- · Cita-cita
- · Akun medsos, email dan kontak lainnya.
Dengan biodata narasi yang pas dan berkesan, semoga bisa membawa lebih
banyak orang mengenal positif diri kita dan mencintai kita.
Sumber: