Senin, 11 Maret 2019

Bagaimana Menuliskan Biodata Narasi yang Berkesan Bagi Penulis Pemula?



Biodata narasi itu apa? Bagaimana sih maksudnya? Cara buatnya gimana? Pertanyaan-pertanyaan itu selalu muncul di kolom komentar yang memposting event-event lomba kepenulisan, yang menyebutkan: sertakan biodata narasi.
Memang, bagi penulis pemula, menuliskan biodata narasi itu serba membingungkan. Bagaimana tidak, penulis pemula masih belum percaya diri karena belum memiliki karya spektakuler atau sejumlah prestasi membanggakan di bidang kepenulisan.
Mulai dari pengertiannya dulu, biodata narasi adalah biodata atau riwayat hidup yang ditulis berupa teks atau paragraf dalam bentuk narasi atau cerita. Bisa dikatakan bercerita tentang diri kita sebagai penulis.
Dalam penulisan biodata narasi, ada juga sudut pandang seperti penulisan cerpen atau novel. Meski sebenarnya biodata narasi itu penulis sendiri yang menuliskan, tapi kebanyakan memakai sudut pandang orang ketiga. Kenapa orang ketiga? Agar penulisan biodata tersebut tidak terkesan seperti curhat dan menyombongkan diri. Karena si 'aku atau saya' menyebutkan prestasi-prestasinya sendiri.
Pada sudut pandang orang ketiga, penulis memposisikan dirinya sebagai sosok rendah hati dengan banyak prestasi, idola yang patut dikagumi, bukan dipandang "sok yes". Penulis juga tidak terkesan sedang curhat, sehingga pembaca bisa tertarik.

Contoh penulisan biodata narasi

 (https://wayangpustaka02.wordpress.com/page/8/)


Selanjutnya, jangan terlalu bertele-tele dalam menulis biodata narasi. Kita bukan sedang menuliskan tokoh utama dalam cerita yang harus detail penggambaran karakternya. Jadi kalau di biodata narasi itu kita nggak perlu kasih semua info tentang diri kita, seperti menulis biodata di buku catatan teman SD.
Kenapa tidak boleh bertele-tele? Karena itu sangat membosankan. Kredibilitas pertama yang kita bangun kepada pembaca sebenarnya bukan dari biodata narasi, tapi dari tulisan kita. Kualitas tulisan kita. Percuma juga kita cantumkan latar belakang dan pengalaman sepanjang apapun di biodata narasi, tapi tulisan kita kurang memuaskan pembaca. Dan biodata narasi itu sebagai tambahan nilai jual, brand image kita, bukan termasuk dalam materi tulisan yang kita angkat.
Lalu, bagaimana kalau kita belum memiliki pengalaman yang menurut kita menarik untuk kita tulis di biodata narasi kita? Gak perlu bingung, setelah informasi tentang diri kita, tuliskan motto hidup kita yang berkesan.
Untuk penulisan alamat, ada dua kategori penulisan alamat dalam biodata narasi, seperti ini:

  • ·Alamat untuk kita cantumkan dalam buku yang kita tulis, tidak perlu kita tulis detail. Alasannya yaa demi keamanan kita sendiri. Kalau kita sudah terkenal, misal buku yang kita tulis jadi best seller dan kita mendapat sorotan media, kalau kita sebar alamat lengkap di mana-mana, bukan tidak mungkin kita akan menjadi sasaran kejahatan. Jadi cukup alamat domisili saja yang kita cantumkan di biodata narasi kita.
  •  Alamat lengkap boleh kita tulis di dalam lomba atau event menulis, yang tidak disebarluaskan, biasanya dikirim ke email. Dan panitia memang meminta kita untuk menuliskan lengkap. Itu boleh.

Selanjutnya, berapa karakter maksimal dalam penulisan biodata narasi?
Sesuai kebutuhan. Kalau tulisannya hanya puisi 100 kata jangan tulis biodata narasi 1000 kata, nanti pembaca jadi bingung sebenarnya tulisannya puisi atau cerpen. Ada juga beberapa panitia lomba yang menentukan panjang karakter biodata narasi, misalnya maksimal 50 kata atau 100 kata.
Jadi, inilah daftar hal apa saja yang perlu ditulis dalam biodata narasi:

  1. ·         Nama
  2. ·         Tempat tanggal lahir
  3. ·         Alamat domisili
  4. ·         Motto hidup
  5. ·         Prestasi
  6. ·         nama sapaan/nama pena
  7. ·         Pengalaman organisasi
  8. ·         Cita-cita
  9. ·         Akun medsos, email dan kontak lainnya.

Dengan biodata narasi yang pas dan berkesan, semoga bisa membawa lebih banyak orang mengenal positif diri kita dan mencintai kita.



Sumber: