Kamis, 07 Maret 2019

Mengusung Inspirasi Pendidikan Negeri Sakura



Judul Buku : Aishiteru! Inspirasi Edukasi di Jepang
Penulis       : Uzlifatul Rusydiana, S.Pd.
Penerbit     : Pustaka MediaGuru
Edisi           :  2017
Tebal          : 126 Halaman
ISBN          : 978-602-6707-67-3
Peresensi : Khoirun Nisak, Penikmat Buku


 
    Pramoedya Ananta Tour mengatakan, “Orang  boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”  Ungkapan itu mengingatkan kepada kita semua betapa pentingnya menulis bagi sebuah keabadian.
    Bagi guru, kegiatan ini sudah mulai membudaya. Perlahan tapi pasti, karya guru-guru berprestasi telah menghiasi koleksi perpustakaan pembaca. Di antaranya buku bertajuk “Aishiteru! Inspirasi Edukasi di Jepang.”
    Guru dari SDN Magersari 2 Kota Mojokerto ini membagikan pengalamannya berkunjung ke negeri Sakura. Kesempatan ini didapatkan sebagai apresiasi atas keberhasilannya meraih nilai tertinggi dalam uji kompetensi guru (UKG) yang dilakukan untuk pemetaan kompetensi guru.
    Peraih peringkat 14 besar nilai UKG tertinggi se-Indonesia ini berhak mendapatkan apresiasi dari pemerintah, melalui Kemdikbud berupa program peningkatan kompetensi guru berbentuk short course dengan tujuan Negara Jepang. Pelaksananya adalah Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK).
    Keberangkatan Uzlifah panggilan akrab guru berprestasi ini, tidak semudah yang diperkirakan. Di awal prosesnya, dia harus berusaha keras untuk menaklukkan liku birokrasi. Belum lagi halangan dari orang-orang sekitar, termasuk dinas pendidikan setempat, pengawas, maupun pihak sekolahnya sendiri, yang mengkhawatirkan ini sebagai penipuan belaka.
    Membaca bagian awal buku ini saya sudah dibuat geleng-geleng kepala. Pasalnya, digambarkan dengan detail, bagaimana karakter masyarakat bisa terbentuk kuat dan membudaya karena daya dukung yang maksimal dari masyarakat demi mewujudkan kemajuan pendidikan. Dan salah satu daya dukung terbesar untuk mewujudkan kemajuan pendidikan itu ialah karakter bangsanya
    Disebutkan secara eksplisit bagaimana sederetan karakter itu bisa melekat pada masyarakatnya. Di antaranya: kerja keras, pantang menyerah, loyal, hobi membaca, maju dan berkembang sebagai satu komunitas, hidup hemat, belajar dan berinovasi, belajar dari kegagalan dan menghargai jasa orang lain.
    Di sepanjang jalan, kita akan dibuat terkesima dengan kebersihan kota dan lingkungan sekitar. Bisa dikatakan tidak ada secuil pun sampah berserakan. Dalam urusan sampah, pemerintah memiliki aturan dan sanksi tegas bagi pelanggarnya. Lepas dari ini semua, ada aturan tersendiri untuk jadwal pembuangan sampah.
    Pembuangan sampah rumah tangga dibuang dua kali dalam seminggu, yaitu Rabu dan Satu. Hari Senin untuk membuang sampah-sampah kertas, Kamis untuk membuang sampah-sampah plastik, botol, dan kaleng. Jumat minggu ketiga dan keempat sampah alat-alat rumah tangga. Semua aturan ini diumumkan secara tertulis. (halaman 35).
    Masuk ke lembaga pendidikan, ada beberapa kebiasaan unik yang tidak ditemukan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pada awal tahun ajaran, yang dikenal sebagai kegiatan MOS, setiap kakak kelas, bertanggung jawab terhadap satu adik kelasnya ( siswa baru). Tugas kakak kelas adalah membimbing adik kelasnya sepenuhnya dan memberikan solusi terhadap masalah yang dialami adik kelasnya. Misalnya ingin ke toilet, maka kakak kelasnya bertugas untuk mengantarnya.
Pendidikan di Jepang memiliki tujuan membangun fondasi untuk hidup mandiri, mengembangkan potensi individu, mendorong kualitas dasar manusia untuk membentuk negara dan masyarakat. (hal 72). Penyusunan kurikulumnya pun berdasarkan pada panduan pemerintah. Dengan penyelenggara pendidikan gratis adalah Kemendikor dan ristek. Orang tua siswa hanya perlu merogoh kocek ketika ada kegiatan wisata dan kebutuhan makan harian di sekolah.
    Berbagai tempat wisata pun ditawarkan. Di antaranya: Asakusa Kannon Temple, wisata gerbang orange Fushimi Inari, Kinkaku-ji, Osaka Castle Park, yang kesemuanya sanggup memanjakan mata kita dengan keelokan viewnya.
    Di akhir pembahasannya, guru penulis yang mengidolakan makanan pempek Farina ini mengajak pembaca untuk merefleksi, dan berbenah. Keelokan dan perkembangan pesat di negara Jepang terwujud lantaran perkembangan pendidikan dan dukungan penuh dari masyarakatnya. Negara kita pun sudah sepatutnya untuk segera berbenah menjadi bangsa yang unggul. (hal. 117).
    Buku bergizi dengan bahasa bernutrisi yang sayang untuk dilewatkan. Selamat membaca dan mengambil manfaatnya.(*mp)


Sumber: