Judul Buku : Aishiteru! Inspirasi
Edukasi di Jepang
Penulis : Uzlifatul Rusydiana, S.Pd.
Penerbit : Pustaka MediaGuru
Edisi : 2017
Tebal : 126 Halaman
ISBN : 978-602-6707-67-3
Peresensi : Khoirun Nisak, Penikmat Buku
Penulis : Uzlifatul Rusydiana, S.Pd.
Penerbit : Pustaka MediaGuru
Edisi : 2017
Tebal : 126 Halaman
ISBN : 978-602-6707-67-3
Peresensi : Khoirun Nisak, Penikmat Buku
Pramoedya Ananta Tour mengatakan, “Orang boleh pandai
setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam
masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Ungkapan itu mengingatkan kepada kita semua betapa pentingnya menulis bagi
sebuah keabadian.
Bagi guru,
kegiatan ini sudah mulai membudaya. Perlahan tapi pasti, karya guru-guru
berprestasi telah menghiasi koleksi perpustakaan pembaca. Di antaranya buku
bertajuk “Aishiteru! Inspirasi Edukasi di Jepang.”
Guru dari SDN
Magersari 2 Kota Mojokerto ini membagikan pengalamannya berkunjung ke negeri
Sakura. Kesempatan ini didapatkan sebagai apresiasi atas keberhasilannya meraih
nilai tertinggi dalam uji kompetensi guru (UKG) yang dilakukan untuk pemetaan
kompetensi guru.
Peraih peringkat
14 besar nilai UKG tertinggi se-Indonesia ini berhak mendapatkan apresiasi dari
pemerintah, melalui Kemdikbud berupa program peningkatan kompetensi guru
berbentuk short course dengan tujuan Negara Jepang. Pelaksananya adalah
Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar, Direktorat Jendral Guru dan Tenaga
Kependidikan (Ditjen GTK).
Keberangkatan Uzlifah panggilan akrab guru berprestasi ini, tidak semudah
yang diperkirakan. Di awal prosesnya, dia harus berusaha keras untuk
menaklukkan liku birokrasi. Belum lagi halangan dari orang-orang sekitar,
termasuk dinas pendidikan setempat, pengawas, maupun pihak sekolahnya sendiri,
yang mengkhawatirkan ini sebagai penipuan belaka.
Membaca bagian awal buku ini saya sudah dibuat geleng-geleng kepala.
Pasalnya, digambarkan dengan detail, bagaimana karakter masyarakat bisa
terbentuk kuat dan membudaya karena daya dukung yang maksimal dari masyarakat
demi mewujudkan kemajuan pendidikan. Dan salah satu daya dukung terbesar untuk
mewujudkan kemajuan pendidikan itu ialah karakter bangsanya
Disebutkan secara eksplisit bagaimana sederetan karakter itu bisa melekat
pada masyarakatnya. Di antaranya: kerja keras, pantang menyerah, loyal, hobi
membaca, maju dan berkembang sebagai satu komunitas, hidup hemat, belajar dan
berinovasi, belajar dari kegagalan dan menghargai jasa orang lain.
Di
sepanjang jalan, kita akan dibuat terkesima dengan kebersihan kota dan
lingkungan sekitar. Bisa dikatakan tidak ada secuil pun sampah berserakan.
Dalam urusan sampah, pemerintah memiliki aturan dan sanksi tegas bagi
pelanggarnya. Lepas dari ini semua, ada aturan tersendiri untuk jadwal
pembuangan sampah.
Pembuangan sampah rumah tangga dibuang dua kali dalam seminggu, yaitu
Rabu dan Satu. Hari Senin untuk membuang sampah-sampah kertas, Kamis untuk
membuang sampah-sampah plastik, botol, dan kaleng. Jumat minggu ketiga dan
keempat sampah alat-alat rumah tangga. Semua aturan ini diumumkan secara
tertulis. (halaman 35).
Masuk ke lembaga pendidikan, ada beberapa
kebiasaan unik yang tidak ditemukan di sekolah-sekolah di Indonesia. Pada awal
tahun ajaran, yang dikenal sebagai kegiatan MOS, setiap kakak kelas,
bertanggung jawab terhadap satu adik kelasnya ( siswa baru). Tugas kakak kelas
adalah membimbing adik kelasnya sepenuhnya dan memberikan solusi terhadap
masalah yang dialami adik kelasnya. Misalnya ingin ke toilet, maka kakak
kelasnya bertugas untuk mengantarnya.
Pendidikan di Jepang memiliki tujuan membangun fondasi untuk hidup mandiri, mengembangkan potensi individu, mendorong kualitas dasar manusia untuk membentuk negara dan masyarakat. (hal 72). Penyusunan kurikulumnya pun berdasarkan pada panduan pemerintah. Dengan penyelenggara pendidikan gratis adalah Kemendikor dan ristek. Orang tua siswa hanya perlu merogoh kocek ketika ada kegiatan wisata dan kebutuhan makan harian di sekolah.
Pendidikan di Jepang memiliki tujuan membangun fondasi untuk hidup mandiri, mengembangkan potensi individu, mendorong kualitas dasar manusia untuk membentuk negara dan masyarakat. (hal 72). Penyusunan kurikulumnya pun berdasarkan pada panduan pemerintah. Dengan penyelenggara pendidikan gratis adalah Kemendikor dan ristek. Orang tua siswa hanya perlu merogoh kocek ketika ada kegiatan wisata dan kebutuhan makan harian di sekolah.
Berbagai tempat wisata pun ditawarkan. Di
antaranya: Asakusa Kannon Temple, wisata gerbang orange Fushimi Inari, Kinkaku-ji,
Osaka Castle Park, yang kesemuanya sanggup memanjakan mata kita dengan keelokan
viewnya.
Di akhir pembahasannya, guru penulis yang
mengidolakan makanan pempek Farina ini mengajak pembaca untuk merefleksi, dan
berbenah. Keelokan dan perkembangan pesat di negara Jepang terwujud lantaran
perkembangan pendidikan dan dukungan penuh dari masyarakatnya. Negara kita pun
sudah sepatutnya untuk segera berbenah menjadi bangsa yang unggul. (hal. 117).
Buku bergizi dengan bahasa bernutrisi yang
sayang untuk dilewatkan. Selamat membaca dan mengambil manfaatnya.(*mp)
Sumber: