Jumat, 10 April 2020

Menulis Cerpen dengan ”CANTIK”



KETERAMPILAN memproduksi atau menulis pada pelajaran bahasa Indonesia di SMA/SMK merupakan keterampilan berbahasa yang paling sulit untuk dikuasai. Hal itu, disebabkan adanya dua unsur yang harus dikuasai oleh siswa. Yaitu unsur bahasa dan non-bahasa.
Nursetyasih, M.Pd.; Guru SMAN 2 Rembang
Unsur bahasa merupakan unsur yang berkaitan dengan aspek tata bahasa, seperti ejaan, struktur kalimat, kohesi dan koherensi, serta unsur kebahasaan yang lain. Unsur non-bahasa yang dijadikan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan, meliputi unsur di luar aspek tata bahasa, seperti pengetahuan dan pengalaman penulis.
Mereka mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan paragraf yang membentuk jalinan cerita, kurang menguasai tata bahasa, dan kurang mampu mengembangkan kemampuan bernalar. Kesulitan tersebut, menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan gagasan dengan baik, sehingga siswa menjadi enggan untuk menulis terutama menulis cerpen.
Berdasarkan fenomena tersebut, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dalam menulis cerita pendek, sehingga siswa dapat lebih mudah dan cepat dalam menguasai keterampilan menulis cerpen. Salah satu model pembelajaran yang dinilai sesuai adalah penerapan suatu teknik pembelajaran ”CANTIK” untuk meningkatkan hasil belajar memproduksi cerpen.
Dalam inovasi ini, yang dimaksud dengan model pembelajaran ”CANTIK” adalah model pembelajaran dengan cara siswa mencari ide dan berfantasi. Kemudian, mengabadikan ide dalam bentuk grafik alur bergambar sebagai media, yang akan membantu siswa dalam membuat kerangka kalimat, serta menerapkan struktur dan unsurnya. Kemudian, siswa dapat terus mengembangkan dan memproduksi cerpen. Dengan gambar tersebut, diharapkan dapat merangsang ide atau gagasan serta imajinasi siswa, sehingga siswa dapat menuangkannya ke dalam cerpen dengan lebih mudah.
Bagaimanakah model pembelajaran ”CANTIK” dapat diterapkan dalam pembelajaran memproduksi cerpen. Sehingga siswa dapat menulis cerpen yang inovatif, cerpen baru yang berbeda- beda. Langkah-langkah penulisan cerita pendek menggunakan teknik ”CANTIK”, adalah Cari inspirasi, Abadikan dalam bentuk grafik alur bergambar, Narasikan menjadi beberapa kalimat, Terapkan strukturnya, Ikat unsurnya, dan Kembangkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita simak keterangan berikut ini:
Carilah ide: Langkah awal agar bisa menulis sebuah cerita adalah memiliki ide cerita. Ide cerita tidak harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang dilihat atau dialami bisa menjadi ide cerita. Ide ini dapat juga dijadikan judul cerita. Misalnya, melihat seorang gadis sedang menyapu halaman. Itu bisa menjadi ide cerita sekaligus dapat dijadikan judul ”Gadis Penyapu Halaman”. Kalau judulnya dirasa kurang pas, bisa diganti dengan judul yang lain.
Abadikan dengan gambar sketsa sederhana: Langkah selanjutnya merancang dalam bentuk gambar dengan gaya lukisan sendiri sendiri. Orang yang punya anggan-angan tentu bisa melakukan. Ini yang kadang enggan dilakukan oleh pemula. Rasa pesimistis sudah menghantui, padahal belum mencoba. Bagaimana akan bisa, jika mencoba pun tak dilakukan.
Narasikan menjadi kalimat: Menulis dengan gaya bahasa sendiri berarti menulis dengan gaya yang biasa dilakukan. Kalau hanya dapat menarasikan dengan kalimat pendek atau menulis sebisanya, ya sebisanya saja. Tak perlu dipaksakan dengan gaya bahasa yang mendayu ala Khahlil Gibran misalnya. Kalau bisanya cuma sepanjang 2.000 karakter, itu bagus. Itu adalah proses menuju ke cerpen sepanjang 7.000 karakter atau lebih. Kalau suka menulis narasi saja, itu bagus. Kalau menulis banyak dialognya, itu juga bagus. Semua bagus, yang penting menghasilkan tulisan.
Terapkan strukturnya: Tulisan yang digores pertama kali adalah paragraf pembuka/abstraksi.  Membuat paragraf pembuka juga tidak perlu rumit-rumit. Namun demikian, yang perlu diperhatikan bahwa bagian ini adalah bagian yang penting sebagaimana judul cerpen. Ada yang mengibaratkan bagian ini seperti manekin (patung pajangan) yang dipasang di estalase toko. Hal itu berarti harus menarik, agar pembaca terpancing untuk terus membaca. Kemudian, terapkan struktur yang lain ke dalam kalimat-kalimat yang sudah disusun berdasarkan alur bergambar
Ikat idenya: Ikat dan gabungkan dengan unsur-unsur intrinsik dan rangkai kejadian demi kejadian. Masukkan perwatakan dalam dialog demi dialog. Narasi demi narasi. Alur dan plot akan terbentuk dengan sendirinya. Tuliskan saja apa yang ada di kepala dengan cara Anda sendiri, maka menulis pun menjadi lancar. Jika hanya berupa narasi dan deskripsi, itu bagus. Jika banyak dialognya juga bagus. Semua sah-sah saja. Jika baru mampu 2.000 karakter, itu bagus. Harus dicoba menulis, menulis, dan menulis lagi. Lambat laun akan bisa mencapai 7.000 karakter atau lebih.
Kembangkan: Kembangkan cerita yang sudah terbentuk dengan menambah dialog-dialog atau gambaran-gambaran tentang sesuatu yang menambah hidup cerpen tersebut, beri juga paragraf penutup juga hal yang sangat penting. Bagaimana sebuah cerita menjadi lengkap dipengaruhi oleh bagian ini. Jika bagian yang disebut ending ini bagus, maka cerpen pun bisa terdongkrak menjadi cerpen yang bagus. Bagian ini dapat ditulis dengan ending tertutup, ending terbuka, dan ending mengejutkan. Setelah cerpen selesai ditulis, dapat diendapkan terlebih dulu. Waktunya bisa singkat, bisa lama. Tergantung penulisnya. Pengendapan ini, bertujuan untuk memberi jeda sebelum diedit. Tambahkan kalimat bila memang harus ditambah.
Dengan model pembelajaran ”CANTIK” berbasis proyek dengan media grafik alur bergambar sebagai sebuah inovasi pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membuat pembelajaran menulis disenangi oleh siswa. Pembelajaran dengan model ini, diharapkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga dapat belajar dengan aktif dan kreatif dan dapat memproduksi cerpen yang berkualitas. (*)


Sumber: