KETERAMPILAN memproduksi
atau menulis pada pelajaran bahasa Indonesia di SMA/SMK merupakan keterampilan
berbahasa yang paling sulit untuk dikuasai. Hal itu, disebabkan adanya dua
unsur yang harus dikuasai oleh siswa. Yaitu unsur bahasa dan non-bahasa.
Nursetyasih, M.Pd.; Guru SMAN 2 Rembang |
Unsur
bahasa merupakan unsur yang berkaitan dengan aspek tata bahasa, seperti ejaan,
struktur kalimat, kohesi dan koherensi, serta unsur kebahasaan yang lain. Unsur
non-bahasa yang dijadikan ide atau gagasan dalam sebuah tulisan, meliputi unsur
di luar aspek tata bahasa, seperti pengetahuan dan pengalaman penulis.
Mereka
mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan paragraf yang membentuk jalinan
cerita, kurang menguasai tata bahasa, dan kurang mampu mengembangkan kemampuan
bernalar. Kesulitan tersebut, menyebabkan mereka tidak mampu menyampaikan
gagasan dengan baik, sehingga siswa menjadi enggan untuk menulis terutama
menulis cerpen.
Berdasarkan
fenomena tersebut, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang tepat dalam menulis
cerita pendek, sehingga siswa dapat lebih mudah dan cepat dalam menguasai
keterampilan menulis cerpen. Salah satu model pembelajaran yang dinilai sesuai
adalah penerapan suatu teknik pembelajaran ”CANTIK” untuk meningkatkan hasil
belajar memproduksi cerpen.
Dalam
inovasi ini, yang dimaksud dengan model pembelajaran ”CANTIK” adalah model
pembelajaran dengan cara siswa mencari ide dan berfantasi. Kemudian,
mengabadikan ide dalam bentuk grafik alur bergambar sebagai media, yang akan
membantu siswa dalam membuat kerangka kalimat, serta menerapkan struktur dan
unsurnya. Kemudian, siswa dapat terus mengembangkan dan memproduksi cerpen.
Dengan gambar tersebut, diharapkan dapat merangsang ide atau gagasan serta
imajinasi siswa, sehingga siswa dapat menuangkannya ke dalam cerpen dengan
lebih mudah.
Bagaimanakah
model pembelajaran ”CANTIK” dapat diterapkan dalam pembelajaran memproduksi
cerpen. Sehingga siswa dapat menulis cerpen yang inovatif, cerpen baru yang
berbeda- beda. Langkah-langkah penulisan cerita pendek menggunakan teknik
”CANTIK”, adalah Cari inspirasi, Abadikan dalam bentuk grafik alur bergambar,
Narasikan menjadi beberapa kalimat, Terapkan strukturnya, Ikat unsurnya, dan
Kembangkan. Untuk lebih jelasnya dapat kita simak keterangan berikut ini:
Carilah ide: Langkah
awal agar bisa menulis sebuah cerita adalah memiliki ide cerita. Ide cerita
tidak harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang dilihat atau dialami
bisa menjadi ide cerita. Ide ini dapat juga dijadikan judul cerita. Misalnya,
melihat seorang gadis sedang menyapu halaman. Itu bisa menjadi ide cerita
sekaligus dapat dijadikan judul ”Gadis Penyapu Halaman”. Kalau judulnya dirasa
kurang pas, bisa diganti dengan judul yang lain.
Abadikan dengan gambar sketsa
sederhana: Langkah selanjutnya merancang dalam bentuk gambar dengan gaya
lukisan sendiri sendiri. Orang yang punya anggan-angan tentu bisa melakukan.
Ini yang kadang enggan dilakukan oleh pemula. Rasa pesimistis sudah menghantui,
padahal belum mencoba. Bagaimana akan bisa, jika mencoba pun tak dilakukan.
Narasikan menjadi kalimat: Menulis
dengan gaya bahasa sendiri berarti menulis dengan gaya yang biasa dilakukan.
Kalau hanya dapat menarasikan dengan kalimat pendek atau menulis sebisanya, ya
sebisanya saja. Tak perlu dipaksakan dengan gaya bahasa yang mendayu ala
Khahlil Gibran misalnya. Kalau bisanya cuma sepanjang 2.000 karakter, itu
bagus. Itu adalah proses menuju ke cerpen sepanjang 7.000 karakter atau lebih.
Kalau suka menulis narasi saja, itu bagus. Kalau menulis banyak dialognya, itu
juga bagus. Semua bagus, yang penting menghasilkan tulisan.
Terapkan strukturnya: Tulisan
yang digores pertama kali adalah paragraf pembuka/abstraksi. Membuat
paragraf pembuka juga tidak perlu rumit-rumit. Namun demikian, yang perlu
diperhatikan bahwa bagian ini adalah bagian yang penting sebagaimana judul
cerpen. Ada yang mengibaratkan bagian ini seperti manekin (patung pajangan)
yang dipasang di estalase toko. Hal itu berarti harus menarik, agar pembaca
terpancing untuk terus membaca. Kemudian, terapkan struktur yang lain ke dalam
kalimat-kalimat yang sudah disusun berdasarkan alur bergambar
Ikat idenya: Ikat dan gabungkan dengan
unsur-unsur intrinsik dan rangkai kejadian demi kejadian. Masukkan perwatakan
dalam dialog demi dialog. Narasi demi narasi. Alur dan plot akan terbentuk
dengan sendirinya. Tuliskan saja apa yang ada di kepala dengan cara Anda
sendiri, maka menulis pun menjadi lancar. Jika hanya berupa narasi dan
deskripsi, itu bagus. Jika banyak dialognya juga bagus. Semua sah-sah saja.
Jika baru mampu 2.000 karakter, itu bagus. Harus dicoba menulis, menulis, dan
menulis lagi. Lambat laun akan bisa mencapai 7.000 karakter atau lebih.
Kembangkan: Kembangkan cerita yang
sudah terbentuk dengan menambah dialog-dialog atau gambaran-gambaran tentang
sesuatu yang menambah hidup cerpen tersebut, beri juga paragraf penutup juga
hal yang sangat penting. Bagaimana sebuah cerita menjadi lengkap dipengaruhi
oleh bagian ini. Jika bagian yang disebut ending ini bagus, maka cerpen pun
bisa terdongkrak menjadi cerpen yang bagus. Bagian ini dapat ditulis dengan
ending tertutup, ending terbuka, dan ending mengejutkan. Setelah cerpen selesai
ditulis, dapat diendapkan terlebih dulu. Waktunya bisa singkat, bisa lama.
Tergantung penulisnya. Pengendapan ini, bertujuan untuk memberi jeda sebelum
diedit. Tambahkan kalimat bila memang harus ditambah.
Dengan
model pembelajaran ”CANTIK” berbasis proyek dengan media grafik alur bergambar
sebagai sebuah inovasi pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk
membuat pembelajaran menulis disenangi oleh siswa. Pembelajaran dengan model
ini, diharapkan siswa lebih termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran,
sehingga dapat belajar dengan aktif dan kreatif dan dapat memproduksi cerpen
yang berkualitas. (*)
Sumber: